13.2 C
New York
Monday, October 27, 2025

Buy now

spot_img

Hoax !!! Lippo merasa jadi sasaran berita bohong terkait Pilkada DKI, ‘Netizen’ ikut bantah

BENDERRA, 27/4/17 (Jakarta): Sudah jadi rahasia umum, terutama di kalangan pengguna media sosial alias Medsos, tak sampai sehari sesudah berlansungnya Pilkada DKI Jakarta, lalu, muncul informasi-informasi tak terklarifikasi, bohong dan ‘hoax’ yang menuding Lippo Group.

Terbanyak, tudingan miring seolah pihak Lippo Group dan boss-nya, James Riady ikut gabung Hary Tanoesoedibjo dkk, juga para politisi tertentu, yang memenangkan salah satu pasangan calon (Paslon). Bahkan, ada foto-foto yang diunggah dan diedit sedemikian rupa, di antaranya James Riady bersama Hary Tanoesoedibjo dan Tommy Winata, juga ‘cropping’-an James Riady dengan Sandiaga Uno.

“Padahal, foto-foto itu terjadi jauh sebelum ada suasana Pilkada ini. Misalnya saja, foto pak James dengan Hary Tanoesoedibjo dan Tommy Winata, terjadi saat Hari Pers Nasional (HPN) tahun lalu. Sementara, foto bersama Sandi, itu merupakan kegiatan Komite Ekonomi Nasional (KEN) di Papua, sekitar tiga tahun lalu, dan ada banyak orang di sana. Namun dikroping seolah cuma berdua (James dan Sandi, Red),” demikian Direktur Komunikasi PT Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayan Jati kepada BENDERRAnews, belum lama berselang.

Selanjutnya, ada pernyataan dari John Riady, salah satu eksekutif di Lippo Group yang diplintir, seolah-olah setuju dengan konsep proyek properti nol persen, dan ditambah lagi dengan kalimat editan, seolah ada serangan terhadap Gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Empat ‘hoax’

Ya, pihak Lippo kemudian merasa menjadi target berita ‘hoaks’ atau bohong. Hal tersebut disebabkan karena mencuatnya kabar yang mengatakan, perusahaan rintisan Mochtar Riady terkait dengan berbagai hal soal pilkada DKI.

Danang lalu mengungkapkan, setidaknya terdapat empat ‘hoax’ yang menyerang perusahannya.

Berita hoaks pertama, yakni, Lippo diduga telah mendukung program kepemilikan rumah tanpa uang muka atau ‘down payment’ (DP) nol persen yang digagas oleh pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

“Tegasnya, sementara ini Lippo belum dan tidak ada rencana, dan juga bukan pengembang pertama, yang melakukan penjualan rumah Rp350 juta seperti informasi yang beredar,” tandasnya.

Kabar bohong kedua, terkait dengan foto pengusaha Hary Tanoesoedibjo, James Riady dan Tommy Winata yang dikabarkan merupakan bagian dari sebuah acara terkait pilkada DKI.

“Padahal, foto yang tersebar luas di media sosial tersebut berasal dari acara Hari Pers Nasional di Lombok pada Februari 2016 silam yang turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)”, ungkapnya.

Disebut Danang, Hary selaku petinggi media MNC Group, bersama dengan James Riady sebagai pemilik media Berita Satu dan Tommy Winata yang merupakan owner Jak TV memang diundang dalam acara tersebut. Tempat duduk pengusaha papan atas itu juga telah diatur oleh pihak panitia acara tersebut.

“Jadi foto ini wajar saja karena panitia yang menyusun dan bukan dalam rangka Pilgub 2017, tapi adalah foto lama,” katanya.

Berita ‘hoax’ ketiga, terkait dengan James Riady atau John Riady sempat mengeluarkan pernyataan tentang Ahok mau menang sendiri.

Danang menegaskan, James tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

“’Statement’ itu editan dan ‘copy paste’ dari tulisan yang asli (yang telah diplintir),” tegasnya.

Dan berita bohong yang terakhir ialah terkait dengan kabar Anies Baswedan menaiki helikopter milik Lippo dan mendarat di Hotel Aryaduta hanya sekedar untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pada Kamis (20/4/17).

Danang memastikan, pada hari itu tidak ada helikopter milik Lippo yang mengudara sama sekali.

“Apalagi Hotel Aryaduta dan Jakarta juga telah ditetapkan NOTAM (=’Notice to Airmen’, Red) atau ‘no fly zone’ tertanggal 20-23 April berhubung adanya latihan militer dan kunjungan Wapres Amerika. Ini adalah fakta,” demikian Danang Kemayan Jati yang disampaikan secara tertulis dan dilansir beberapa media, termasuk ‘HarianIndo.com’.

Perlawanan ‘netizen’

Gagal ‘mempreteli’ Lippo setelah adanya bantahan resmi ini, dua hari terkini muncul upaya untuk mengangkat hal baru, di antaranya tentang ajakan boikot produk-produk MNC-nya Hary Tanoe dan Lippo.

Terkait hal ini, justru ‘counter’ (perlawanan) tak lagi datang dari pihak Lippo, namun para ‘netizen’ serta pengguna Medsos lainnya yang merasa info-info ajakan boikot itu merupakan khabar bohong, serta hanya ingin lebih memperkeruh suasana.

“Kami tak ingin terbawa arus kamu yang suka tebar ‘hoax’ dan ingin selalu ada kericuhan, agar kamu bisa dapat dana operasi….”, demikian Norma, seorang Netizen sekaligus ikut di sekitar 170 ‘WA Group’ (WAG).

Hal senada dinyatakan Alex MS: “Boikot kyk gitu….seakan kita tak lebih sama buruknya dgn penghuni kaum bumi datar…”

Lanyut Roy P bicara: “Bro .. apakah kita bisa ngebayangin brp byk karyawan yg nanti di PHK jika memboikot produk mereka…”

Terus: “..Bgaiamana nantinya dgn perut n kehidupan keluarga mereka jika di PHK”

Dan: “…Bukankah di antara mereka yg bekerja di perusahaan itu..banyak juga pendukung Paslon 2… Saya pendukung berat BaDja..Tapi tidak utk ikut menutup Priuk nasi lawan Paslon”

Maraknya ‘hoax’ dan khabar bohong tentang Lippo Group khususnya, menurut Supriyadi Nar, seorang pengamat sosial politik, tak lebih dari upaya pihak tertentu yang ingin mengalihkan isu.

“Ini tampaknya sengaja dimainkan, agar seolah kemenangan Paslon tertentu bukan akibat dukungan kaum keras yang selama ini menonjol memperjuangkan Paslon 3. Dan kekalahan Paslon 2 karena menyatunya beberapa pebisnis hebat, termasuk kelompok Lippo. Ya, adu domba untuk memecah belah dan mengalihkan situasi. Dan ini tak terlepas dengan penggiringan ke 2019 (Pilpres, Red),” demikian Supriyadi Nar kepada BENDERRAnews. (B-HI/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles