BENDERRAnews, 2/4/18 (Tangerang): CEO Lippo Group, James Riady memaparkan ekonomi dunia yang saat ini tengah booming. Pertumbuhan ekonomi global yang sempat tinggi sekitar empat persen sebelum krisis dan turun menyentuh 1,8 persen, tetapi dalam tiga tahun terakhir meningkat luar biasa.
Demikian benang merah pemaparannya ketika tampil bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menyampaikan pidato khusus dalam seminar “Politik Ekonomi Bisnis 2018” di Tangerang, Banten, Sabtu (17/3/18) lalu.
James menyebutkan, tahun 2016 produk domestik bruto (PDB) global tumbuh 3,2 persen, tahun 2017 sebesar 3,5 persen, dan estimasi tahun ini yang semula 3,7 persen direvisi menjadi 3,9 persen.
“Ekonomi global sudah kembali seperti sebelum krisis. Kita bisa melihat ekonomi dunia sedang membaik, Amerika, Jepang, Tiongkok, dan Asia Tenggara sedang meningkat,” ujar James.
Karenanya, ia optimistis ekonomi Indonesia juga akan tumbuh cepat, mengikuti pertumbuhan ekonomi global. Sebab, PDB dunia saat ini sebesar US$65 triliun dan akan menjadi US$210 triliun dalam 30 tahun ke depan.
Dikatakan, apabila saat ini PDB Indonesia sebesar US$1 triliun, Indonesia akan cepat mencapai PDB sebesar US$3-5 triliun dalam beberapa tahun. Indonesia akan seperti Tiongkok.
“Pasti kalau kita kerja keras dan tekun, kita akan mendapatkan porsi kita dari booming ekonomi global,” katanya meyakinkan.
Investasi asing deras
James juga menyebut, investasi asing ke Asia Tenggara saat ini sangat deras. Sayangnya, seperti yang dipertanyakan Presiden Joko Widodo, investasi yang masuk ke Indonesia tidak sebesar ke Vietnam dan Filipina.
“Ini pekerjaan rumah pemerintah kita. Bagaimana investasi Indonesia bisa meningkat karena ekonomi bertumbuh itu perlu investasi, konsumsi, dan ekspor,” ujar James.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tahun ini target investasi sebesar Rp765 triliun, meningkat dari realisasi 2017 sebesar Rp692,8 triliun.
James melihat, potensi ekonomi Indonesia untuk tumbuh cepat dan berlipat itu, antara lain didukung oleh reformasi struktural yang dilakukan pemerintah.
Dia menunjuk langkah Pemerintah yang telah mengeluarkan berbagai paket ekonomi dan membuat reformasi fiskal lewat amnesti pajak (tax amnesty).
Tax amnesty yang sudah lama direncanakan dan baru dieksekusi Presiden Jokowi ini dinilainya sangat berhasil.
Reformasi struktural
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mereformasi besaran subsidi yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
“Saya berharap akan ada reformasi fiskal lanjutan, yakni penurunan tarif pajak penghasilan, baik untuk perusahaan maupun perorangan,” katanya.
Reformasi struktural ini yang juga sukses dilakukan Presiden Jokowi ialah di bidang infrastruktur.
“Kami menunggu kapan reformasi struktural bidang pendidikan dan kesehatan. Ini sudah dijanjikan dan pasti bagus sekali,” ujarnya.
Kredibilitas tinggi
James setuju dengan pandangan Luhut Pandjaitan, Presiden Jokowi memiliki kredibilitas tinggi.
Saat dirinya dipanggil Jokowi untuk memberi masukan, James menyarankan dua hal.
Pertama, presiden harus menguasai politik karena tidak memiliki basis partai.
Kedua, presiden jangan berbisnis karena kelak akan timbul masalah.
“Dan terbukti, presiden memiliki kredibilitas tinggi. Ini menjadi modal utama untuk memimpin negara,” tegas James.
Transformasi digital
Pada bagian lain, James juga menekankan pentingnya transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini sedang terjadi transformasi digital secara besar-besaran di dunia.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 262 juta orang. Dia yakin jumlah smartphone juga sekitar 262 juta unit. Dalam 10 tahun ke depan, kepemilikan smartphone global bakal menembus 10 miliar unit.
Selain itu, dalam dua-tiga tahun ini terjadi perubahan supply chain. Jika Indonesia tidak mengikuti perubahan, pasti akan ditinggalkan.
Jejaring Lippo Group
Lippo Group sendiri kini memiliki sejumlah lini usaha dengan 110 juta pelanggan. Lippo beroperasi di sembilan sembilan negara, tetapi investasi terbesar tetap di Indonesia.
Lippo juga harus melakukan transformasi digital, salah satunya dengan membuat aplikasi financial technology (fintech) Ovo. Saat ini Ovo telah diunduh oleh 8,5 juta pelanggan dan akan menuju 100 juta.
James menyatakan pula, pihaknya mengacu pada model pembangunan Shenzhen di RRT yang digagas oleh Deng Xiaoping. Dia menyebut bahwa Deng butuh 10 tahun untuk meyakinkan kaum elite RRT agar mindset mereka terbuka. Hasilnya, Shenzhen menjadi kawasan paling menarik investor dan menjadi pusat pertumbuhan yang luar biasa, efisien, dan makmur.
Merujuk pada model Shenzhen, Indonesia juga memulai dengan pengembangan koridor Bekasi, Karawang, Purwakarta, hingga Bandung. Koridor Jakarta-Bandung dengan 36 juta penduduk akan menjadi satu kota raksasa berpenduduk 80 juta. Ada 36 pengembang di koridor Bekasi-Purwakarta dan 50 pusat produksi.
“Namun kawasan ini kurang kompetitif karena produksi di Karawang, tetapi up-stream-nya ada di Cilegon. Untuk mengangkutnya harus melewati jalan sepanjang 180 km. Ini high cost,” kata James.
Namun, James meyakini, koridor Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung, bakal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa ke depan. emikian seperti dikompilasi dari ‘Investor Daily’. (B-ID/BS/jr)



