BENDERRAnews, 18/5/18 (Jakarta): Founder dan Chairman Lippo Group yang juga mantan Ketua Majelis Amanah Universitas Indonesia, Dr Mochtar Riady sering mengungkapkan, transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan.
Ia mengingatkan, perusahaan bahkan negara yang lambat mengikuti serta mengimplementasikannya, pasti jadi pecundang.
Ternyata, setali tiga uang, Director Lippo Group, John Riady, menekankan pentingnya transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ia mengungkapkan, saat ini sedang terjadi transformasi digital secara besar-besaran di dunia.
Disebutkan, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 262 juta orang. Dan dia yakin jumlah smartphone juga sekitar 262 juta unit.
“Dalam 10 tahun ke depan, kepemilikan smartphone global bakal menembus 10 miliar unit. Selain itu, dalam dua-tiga tahun ini terjadi perubahan supply chain. Jika Indonesia tidak mengikuti perubahan, pasti akan ditinggalkan,” bebernya, seperti dilansir ‘SOLUSSInews’ dan ‘Meikartaraya.co’.
Digitalisasi Lippo Group
Kini, Lippo Group memiliki sejumlah lini usaha dengan 110 juta pelanggan. Lippo beroperasi di sembilan negara, tetapi investasi terbesar tetap di Indonesia.
Lippo juga harus melakukan transformasi digital, salah satunya dengan membuat aplikasi financial technology (Fintech) Ovo.
“Dan Anda pasti kaget, saat ini Ovo telah diunduh oleh 8,5 juta pelanggan dan akan menuju 10 juta,” ungkapnya.
Sementara itu, John menyatakan pula, pihaknya mengacu pada model pembangunan Shenzhen di RRT yang digagas oleh Deng Xiaoping.
Dia menyebut, Deng butuh 10 tahun untuk meyakinkan kaum elite RRT agar mindset mereka terbuka.
Hasilnya, Shenzhen menjadi kawasan paling menarik investor dan menjadi pusat pertumbuhan yang luar biasa, efisien, dan makmur. (B-SN/MR/jr — foto ilustrasi istimewa)
