7.2 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Top !!! Desain Alumni UPH masuk buku ‘Collected’, berisi karya desainer Indonesia berkualitas internasional

BENDERRAnews, 25/5/18 (Lippo Village): Sejumlah desain grafis karya Alumni Universitas Pelita Harapan dianggap setara dengan produk desainer kualitas internasional, sehingga wajar jika masuk buku ‘Collected’.

Beberapa karya dari Alumni Universitas Pelita Harapan (UPH), itu di antaranya milik Evan Wijaya, Mahasiswa DKV UPH, 2013, dan Kristin Monica, DKV UPH 2002, salah satu desainer yang mewakili Feat Studio.

Hal terungkap dalam dari rangkaian kegiatan telaah yang diselenggarakan DKV UPH sebagai tugas akhir mereka. Hadir Ismiaji Cahyono, Bureau Chief dari Desain Grafis Indonesia (DGI) yang memperkenalkan buku terbarunya ‘Collected’, berisikan karya desainer Indonesia dengan skala setara kualitas internasional.

Sebagaimana dirilis Staf PR UPH, acara ini berlangsung pada 15 Mei 2018 di School of Design (SoD) Multifunction UPH Gedung B lantai 1 di Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten.

UPH lokasi perdana

Menariknya, Aji menyatakan, UPH merupakan tempat perdana bagi buku ‘Collected’ untuk diperkenalkan pada publik. Secara formal, buku setebal 240 halaman ini bahkan belum diluncurkan.

Adanya beberapa karya dari Alumni UPH, di antaranya karya milik Evan Wijaya, dan Kristin Monica, ini membuat Aji memilih UPH sebagai tempat yang tepat untuk peluncuran buku ‘Collected’.

“Karya-karya mereka menurut saya pastinya bagus karena sudah terkurasi dan komplit. Semua karya yang ada di buku ‘Collected’ DGI ini memiliki cakupan luas dan mampu merpresentasikan ke-khasan Indonesia,” ungkap Ismiaji ketika ditanyakan kesannya terhadap karya para desainer profesional yang terkumpul.

Ismiaji atau lebih sering disapa Aji, menceritakan proses lahirnya ‘Collected’, dimulai sejak 2016 sebagai kumpulan karya terkurasi dari desainer profesional. ‘Collected’ merupakan upaya mencari desainer yang memiliki ‘topeng’.

Artinya desainer yang sudah memiliki kekhasan, karekteristik, dan kematangan bekarya.

“Buku ini merupakan kumpulan karya dari 35 desainer baik sebagai individu maupun mewakili studio desainnya”, paparnya.

Melalui proses kurasi

Diawali dengan tahap open submission, dimana para desainer secara bebas dapat mengumpulkan karyanya untuk dinilai, dan juga melalui invitation ke beberapa desainer untuk dapat berpartisipasi.

Baik karya desainer yang mengikuti tahapan open submission maupun invitation, karya mereka harus melalui penilaian atau kurasi oleh para juri yang berkualitas dari Indonesia juga luar negeri.

Dari Indonesia ada Gauri Nasution dan Sita Subijakto. Dan dari New York yaitu Eric Baker dan Rafael Esquer.

“Keterlibatan juri asing ini guna memberikan pandangan internasional yang obyektif,” jelas Aji.

Angkat nama Indonesia

Aji menambahkan, pengumpulan karya melalui buku seperti ini dirasa penting.

Disebutnya, karya desainer Indonesia belum memiliki posisi di luar negeri, masih sedikit yang diketahui dan diakui kualitasnya.

Jadi buku ini diharapkan dapat mengangkat nama desainer Indonesia ke internasional. Dan karena dikurasi oleh desainer setara internasional, diyakini karya di buku ini sudah setara dengan kualitas skala internasional.

Meningkatkan karya Indonesia

Terkait ‘Collected’, baik Kristin maupun Evan menganggap hal ini sebagai langkah yang sangat baik dan bermanfaat.

“Saya sejak dulu sangat concern dengan buku-buku desain tapi nyatanya jauh lebih banyak buku yang asalnya dari luar negeri, jadi ketika ada usaha dari DGI dan teman-teman yang bersusah payah membuat buku kumpulan karya desainer Indonesia dan dibuat dengan proses yang maksimal dan sangat layak ini, membuat saya antusias untuk berpartisipasi,” kata Kristin.

Ditambahkan, partisipasi ini pastinya juga mampu meningkatkan karya para desainer Indonesia.

Hal yang sama dirasakan Evan, yakni, kesempatan berharga ini merupakan peluang baginya untuk bekarya sebagai desainer. Terlebih karena dirinya juga baru saja lulus dari DKV UPH dan terjun di dunia industri.

“Saya ikut open submission untuk ‘Collected’ ini saat saya masih berkuliah. Saya merasa perlu ikut kegiatan seperti ini karena saya lihat semakin kedepan akan semakin banyak desainer Indonesia yang lahir jadi saya pikir saya perlu lebih stand out dibanding yang lain,” ujarnya.

Partisipasi dalam karya submisi ini, menurutnya, dapat menjadi langkah efektif untuk mendapatkan exposure. “Sehingga saya bisa lebih berkembang dan menjadi peluang untuk saya kedepannya,” jelas Evan, sebagaimana rilis dari Staf PR UPH.

Melalui acara ini diharapkan para mahasiswa yang hadir dapat semakin terpapar dengan dunia desain grafis Indonesia. Ke depannya, baik Aji maupun Evan dan Kristin berharap, agar semakin meningkat apresiasi terhadap desain grafis Indonesia.

Aji juga berpesan agar para mahasiswa terus memiliki willingness untuk berpartisipasi dalam beragam kesempatan guna membentuk networking. (B-MT/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles