BENDERRAnews, 30/5/18 (Cirebon): Secara gamblang Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, produk dalam negeri harus masuk dalam pasar digital. Sebab, itu akan menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan saya meminta, mengimbau untuk mereka (online market place) menjual produk dalam negeri, khususnya dari UMKM,” katanya pada seminar “Strategi Bisnis dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital 2018″ di Cirebon, Senin (28/5/18) awal pekan ini.
“Imbauan pertama sudah. Imbauan kedua segera. Belum jalan juga, saya kuatkan dengan peraturan. Jumlah tertentu dari apa yang dipromosikan dan dijual harus produk dalam negeri. Kemudian baru kita meminta berikutnya adalah harus dari UMKM,” tandasnya.
Alasannya ialah, soal pertumbuhan ekonomi yang memang harus ada investasi dan ekspor. “Pertumbuhan ekonomi kita akan membaik hanya dengan dua hal, yaitu investasi dan ekspor,” katanya
Sengaja ajak Mochtar
Pada seminar ini, Enggartiasto menjadi keynote speaker. “Saya sengaja mengajak Pak Mochtar Riady,” katanya.
Adapun Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, pada acara ini menjadi business speaker. “Beliau sangat aktif dan menguasai ekonomi digital. Analisis beliau begitu tajam,” katanya.
Di era ekonomi digital ini, lanjut Enggar, begitu banyak kemudahan dan kecepatan dalam bekerja dengan digital, mulai dari memesan kendaraan sampai memesan makanan. “Mengubah gaya hidup,” katanya lagi.
Hanya saja, kemudahan ini justru bermanfaat bagi produk asing. “Adamarket place yang secara jujur mengatakan 95 persen yang ada di sana adalah asing,” katanya.
“Saya meminta keadilan antara ekonomi online dan ekonomi konvensional, karena yang online tidak terjangkau pajak, itu yang impor, kemudian tidak sewa tempat dan tidak ada biaya lagi, dari sisi pajak dari sisi bea masuk nanti akan kita atur,” ujarnya.
“Presiden sudah memerintah saya bahwa ekonomi berkeadilan dan ekonomi kerakyatan harus diketengahkan. Namun, pasar modern juga adalah keniscayaan di zaman sekarang ini,” papar Enggar.
Minta bantuan Mochtar
Itulah sebabnya, Enggar meminta bantuan Mochtar Riady yang sudah menemukan solusinya. “Di antara ekonomi digital itu, kita harus membangun pengusaha kecil dan menengah, tanpa kita membunuh yang besar,” katanya.
Alasannya, jika usaha yang kecil-kecil ini tidak dibantu, maka akan menciptakan kecemburuan sosial dan itu membuat potensi konflik sosial.
“Poin inilah yang sungguh saya sangat berterima kasih kepada Pak Mochtar. Beliau sudah memikirkan dan membantu saya membuat terobosan ini. Tetapi, tidak boleh ada sesuatu yang membuat seseorang atau pengusaha besar itu merugi, sebab nanti tidak berkesinambungan,” tuturnya.
Program ini, katanya, akan menjadi program yang luar biasa, membangun pengusaha kecil. “Ini akan membuat dampak ekonomi yang luar biasa, pertumbuhan ekonomi akan merata dan meningkat. Kami akan masuk sampai ke warung,” katanya.
Misalnya, untuk memberdayakan pedagang warung, pihaknya telah meminta bantuan Mochtar Riady menyiapkan sistem yang bisa membantu pedagang warung di desa menjual dagangannya dengan harga yang bisa bersaing dengan toko ritel modern. Sistem yang bisa memangkas biaya distribusi barang dari pabrik ke warung telah berjalan di beberapa lokasi di Karawang dan Bekasi, Jawa Barat.
Sistem tersebut juga dilaksanakan di beberapa warung di Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. “Pilot project yang dilaksanakan di Karawang, Bekasi, dan juga di Desa Giriroto, sukses. Harga jual barang di warung bisa bersaing dengan peritel modern, bahkan ada yang lebih murah,” katanya.
Kementerian Perdagangan, lanjutnya, akan terus membantu pedagang-pedagang warung agar bisa bersaing dengan toko ritel modern. Bahkan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkannya untuk membantu pedagang warung.
“Ini adalah bukti keadilan sosial yang tidak membuat pengusaha rugi. Seperti yang disampaikan Pak Mochtar ‘Saya bukan mencari untung, tetapi yang pasti tidak rugi’. Pak Mochtar terpanggil untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan,” ujar Enggartiarsto Lukita, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-BS/jr)



