BENDERRAnews, 6/8/18 (Jakarta): Usai terpilih dan sisahkan sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia, Penny Iriana Marsetio optimistis alat musik Kolintang akan mendapat pengakuan internasional.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia juga menyatakan, pihaknya akan terus berjuang, agar United Nations Educational Scientific and Cultural (UNESCO) memberikan pengakuan musik kolintang sebagai warisan budaya dunia.
Penny juga menyatakan, Kolintang yang merupakan alat musik tradisional asal Sulawesi Utara merupakan warisan budaya Indonesia, yang berhak mendapatkan pengakuan UNESCO.
“Kami akan terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan UNESCO. Memang, perjalanan masih panjang. Tapi kami akan terus berusaha untuk melestarikan alat musik tradisional Indonesia,” kata Penny usai dilantik sebagai Ketua Umum DPP Pinkan Indonesia, periode 2018-2023, di Graha Jala Puspita, Jakarta, Jumat (3/8/18) akhir pekan lalu.
Kontribusi DPP GPPMP
Seperti diberitakan sebelumnya oleh BENDERRAnews dan SOLUSSInrws, pelantikan yang dilakukan Ketua Dewan Pembina Pinkan Indonesia Ibu Lis Purnomo Purnomo Yusgiantoro, disaksikan Ketua Dewan Penasihat Penasihat Indonesia yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Pur Marsetio, mantan Komandan Paspampres Mayjen TNI Pur Soewarno, serta anggota Dewan Pembina Evy Amir Syamsuddin.
Selain Penny, turut dilantik Jopie Rory selaku Ketua Harian dan Lisye Sumakud Sinulingga (Ketua I Bidang Organisasi). Keduanya juga merupakan fungsionaris Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).
Liesye merupakan salah satu Wakil Ketua Umum DPP GPPMP yang sejak periode sebelumnya ikut berkontribusi bersama Pinkan Indonesia untuk memperjuangkan musik kolintang sebagai warisan budaya dunia.
Sementara itu, Jopie kini Wakil Ketua Tim Satkersus DPP GPPMP dan Wakil Ketua DPD GPPMP Sulawesi Utara. Dia bersama Liesye bersama para aktivis Pingkan Indonesia menggelar road show musik kolintang di Australia hingga Amerika untuk semakin meyakinkan UNESCO.
Selain mereka, dilantik pula Toety Soewarno (Ketua II Bidang Ekonomi), Mauritz Tumandung (Ketua III Bidang Litbang), Fernando Walangare (Ketua IV Bidang Diklat), dan Felix Luntungan (Sekretaris Jenderal).
Tercatat sedikitnya ada dua lagi fungsionaris GPPMP yang tanpa pamrih mengembangkan musik kolintang sebagai salah satu hasil kearifan budaya lokal.
Salah satunya, Beibby Sumanti (salah satu anggota Dewan Pembina GPPMP), dengan Sanggar Bapontar-nya yang mengembangkan musik kolintang secara akademik, sehingga mampu memainkan berbagai irama serta genre, dari pop, jaz, rock hingga klasik. Bahkan sudah tampil di Istana Presiden serta ‘show’ di sejumlah negara.
Kemudian, Noufry Rondonuwu (Ketua DPD GPPMP Jatim), yang beberapa tahun terkini terus menggelar Festival Musik Kolintang Nasional di Bali serta Jawa Timur, antara lain didukung oleh Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya (K3S), Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Jatim, juga DPP KKK.
Diklaim bangsa lain
Di bagian lain Penny mengatakan, Pinkan Indonesia bangga Nusantara memiliki keragaman budaya dan tradisi yang tercermin pada Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai organisasi nirlaba, Pinkan Indonesia siap berkontribusi berpositif untuk menjaga kearifan lokal milik Indonesia melalui alat musik tradisonal Kolintang, agar tidak diklaim sebagai milik bangsa lain.
“Pinkan Indonesia bertanggung jawab menjaga dan melestarikan kearifan lokal alat musik tradisonal Kolintang. Sebab banyak pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan alat musik Kolintang. Contohnya, pelatih, pengrajin alat musik Kolintang, dan penikmat musik Kolintang,” jelas Penny.
Soewarno pun mengatakan, sebagai pembina mengharapkan kolintang bisa hadir di Asian Games sebagai musik penyambutan bagi para atlet Asian Games nantinya. Demikian dirangkum dari Tribunnews.com, dan ANTARA. (B-TN/AN/jr)
