7.4 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Spektakuler !!! Aksi Jokowi bersepeda motor ke panggung Asian Games, Kaesang jadi ‘stuntman’, gadis Kawanua ‘creative director’

Oleh Jeffrey Rawis*) **)

BENDERRAnews, 19/8/18 (Jakarta): Ini benar-benar suguhan spektakuler yang disiarkan live ke seluruh dunia, terutama di 45 negara peserta Asian Games 2018. Diawali dari Istana Bogor yang anggun, Presiden Joko Widodo dengan sangat meyakinkan berjalan menuju mobil ‘Indonesia Satu’. Lalu diiringi arak-arakan barisan pengawalan yang terkesan benar-benar berwibawa, rombongan RI-1mendadak harus menghadapi kepadatan lalu lintas ibukota, belum lagi eforia massa di jalan protokol menuju arena Opening Ceremony Asian Games di Gelora Bung Karno, Sabtu (18/8/18) malam.

Situasi jadi krusial bagi barisan Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres), karena Presiden Jokowi harus berada tepat jam 19.00 WIB, saat Opening Ceremony dimulai. Sebaliknya Presiden Jokowi tidak menunjukkan kepanikan, malah menginstrusikan agar jangan ganggu eforia rakyat. Jokowi pun keluar dari mobil anti peluru milik Negara ini, lalu tanpa kuatir menyapa mesra rakyatnya yang kian bersorak, lantas minta dan memakai helm, kemudian menaiki sepeda motor besar.

Wuauw……Jokowi langsung tancap gas, dan menerobos kerumunan massa rakyat dengan melakukan jumping action melewati jembatan papan. Selanjutnya, bak pertunjukan film ‘Mission Impossible’-nya Tom Cruisse, Jokowi mengendalikan sepeda motornya dengan lincah melalui ‘jalan-jalan tikus’, meliuk-liuk melewati gang-gang sempit Ibukota Jakarta. Dan hanya kurang dari tiga menit, Jokowi telah kembali berada pada jalur protokol, dekat Kompleks Gelora Bung Karno.

Namun, ketika jalan terlihat sudah terbuka, Jokowi mendadak menyetop sepeda motornya. Ups…., dua pengawalnya kaget, dan terpaksa menginjal pedal rem. Aoa dinyana? Jokowi lalu dengan tenang mempersilahkan seorang guru wanita bersama anak-anak Pramuka menyeberang.

Uniknya, ada seorang anak berbadan subur yang lagi asik menikmati es krim, terlihat berjalan nyaris tertinggal jauh dari kawan-kawannya yang sudah di seberang.

James Bond dan Ratu Elizabeth

Jokowi tetap saja tenang. Lalu sembari membuka helm, Jokowi melemparkan senyum kasihnya dan mengangkat tangan kanannya, kemudian menunjukkan arah kepada anak itu menuju seberang. Hmmm…sang anak yang sepertinya terkesima mengetahui wajah kebapakan di balik helm itu, bukannya ‘melaju’, dia mendadak menghentikan langkahnya sesaat, memandang lebih seksama, sementara es krim-nya sebagian terbuang di tangannya, karena mencair tak dikunyahnya lagi.

Sadar ternyata itu wajah Presiden Jokowi, sang anak bergumam…’pak Jokowi’, lalu mempercepat langkahnya ke seberang jalan.

Rrrroooaaarrrrrrr…., gas sepeda motor dipacu, dan wuauuuuwwww, bak si juara balap MotoGP, Marq Marquez, Jokowi kemudian dengan sigap menembus koridor Gelora Bung Karno, meliuk-liuk sebentar, dan…….ups…sudah muncul di Panggung Utama Upacara Pembukaan Asian Games. Lalu gegap gempita sekitar 100.000 penonton mengangkasa. Apalagi disertai konfigurasi lampu plus kembang api di atas stadion, membuat suasana kian dahsyat.

Dan pasti, kekaguman itu pun terasa menjadi energi pemicu spirit bagi ratusan juta pasang mata penonton televisi Indonesia, yang di dadanya, dada rakyat pejuang, menggema sorak sorai, mengagumi kebesaran bangsanya, kehebatan pemimpinnya. Mereka pun bersukaria menyambut aksi luar biasa ini, meski hanya menyaksikan lewat layar televisi, yang juga disiarkan ke mancanegara.

“Ya….benar-benar keajaiban…ini buktikan bangsa kita sanggup jadi penyelenggara pentas olahraga akbar dunia, Olimpiade sekali pun. Salut kepada rakyat dan seluruh yang telah bemerja keras di balik persembahan spektakuler ini. Dan tentunya, jempol buat pak Jokowi yang dengan tenangnya jadi ‘aktor’ utama di sini,” demikian rangkuman komentar kekaguman sejumlah jurnalis senior dan pujian koreagrator handal nasional.

Anda mungkin masih ada yang ingat suasana hampir serupa disuguhkan pada pentas Pembukasa Olimpiade 2012 di London. Ketika itu, pemeran agen rahasia 007 dalam film spionase, ‘James Bond’, yang diperankan Daniel Craig, terpaksa menggandeng Ratu Elizabeth II, lalu dari helikopter terjun ke panggung utama Stadion Olimpiade London, agar tepat berada di lokasi saat acara segera dimulai.

Konten dan kepadatan London, serta basis kulturnya memang beda.

Tapu, ini dua aksi ekstrim yang layak di awal sebuah pentas berkelas. Satu target besar telah kita capai bersama. Yakni, sukses penyelenggaraan. Apalagi kita sebagai tuan rumah behasil “menyatukan” dua Korea dalam satu barisan. Tegasnya, lagi-lagi kita ditakdirkan ikut bikin sejarah, dua Korea bergenggaman tangan di bawah dan di dalam arena Gelora Bung Karno, kompleks stadion olahraga kebanggaan bangsa, yang namanya mengabadikan tokoh sejarah dunia, Dr Ir Sukarno. Sosok inilah yang mengejutkan dunia, khususnya Asia, Afrika (lewat gebrakan Konferensi Asia Afrika, 1955, lalu pentas Asian Games, 1962); dan kemudian menggandeng Amerika Latin serta bangsa-bangsa lain di Eropa, membentuk Gerakan Non Blok yang mengguncang jagat.

Dua target lagi dan tiga bahkan lebih lagi bisa kita raih. Asal kita kompak, kukuh teguh bersatu, fokus menggapainya. Beri dukungan dan doa kepada atlet pejuang bangsa kita, demi capai Target Prestasi (ini penting, karena di Asian Games IV, 1962, di Gelora Bung Karno saja kita bisa sabet juara umum kedua, Red).

Ayo, kibarkan Merah Putih dan kumandangkan Indonesia Raya.

Last but not least, Target Manfaat Ekonomi, Target Kebangunan dan Kejayaan Bersama, serta juga Target Khusus: “jadikan Asian Games 2018 sebagai energy of Asia; yakni sebarkan spirit kekuatan unity in diversity (sebuah keunikan Indonesia, juga ciri khas bangsa-bangsa yang beraneka latar di Asia, tapu ternyata di mana dalam keberagaman itu ada kekuatan tangguh bersama, Bhineka Tunggal Ika). “Kita tebarkan itu kepada dunia,” ujar Eric Thohir, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc).

Cerita di balik aksi Jokowi

Direktur kreatif upacara pembukaan Asian Games ke-18, Wishnutama Kusubandio di Jakarta, Minggu (19/8/18), mengungkapkan cerita di balik aksi Jokowi tersebut.

Ia mengatakan, dirinya yang mengusulkan ide tersebut kepada Presiden Jokowi.

“Jokowi orangnya asyik, santai, jadi kita ngomong ide segala macam jadi ke-eksplor. Sempat khusus dipanggil berkali-kali, berdua saja, akhirnya saya sendiri yang mengusulkan. Tidak ada pesan apa pun, pure konsep kreatif. Tidak ada hubungannya sama politik,” tegas Wishnutama.

Namun yang pasti, aksi Presiden Jokowi, lengkap mengenakan jas dan helm, yang meliuk-liuk di tengah kemacetan bak film action dan mengerem mendadak dengan gaya freestyle menggemparkan seisi Gelora Bung Karno (GBK). Klimaksnya, ketika video kemudian menampilkan Presiden Jokowi mengendarai motor sambil melambaikan tangan saat memasuki Stadion Utama GBK.

Aksi Jokowi tersebut selanjutnya mengundang pertanyaan, apakah Sang Ptesiden benar-benar mengendarai motor, terutama saat meliuk-liuk di jalan dan mengerem mendadak dengan gaya stoppie saat hampir bertabrakan dengan bajaj?

“Siapa yang menerbangkan sepeda motor Paspampres, meliuk-liuk di tengah kemacetan, mengerem mendadak dengan gaya stoppie, dan sampai tepat waktu ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, semalam? Hehehe,” tulis Jokowi di akun Instagram resmi miliknya.

Tanpa menjawab siapa orang tersebut, Jokowi mengatakan rasa bangganya dengan kedatangan tamu-tamu istimewa dari 45 negara.

“Yang jelas, saya dan kita semua menyambut gembira, bahwa acara pembukaan Asian Games 2018, di Stadion Utama GBK tadi malam berlangsung meriah dan lancar. Ini penantian Indonesia selama 56 tahun untuk kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga bangsa-bangsa Asia setelah Asian Games di Jakarta pada 1962. Dalam Asian Games 2018, kita bangsa-bangsa se-Asia ingin menunjukkan bahwa kita bersaudara, kita bersatu, kita ingin meraih prestasi,” tulis Presiden Jokowi.

Saksikan videonya di sini:

 

Cuitan putra Jokowi

Syahdan !!! Sejak tadi malam hingga dinihari, lalu disambung lagi dari subuh pagi ini, aksi Presiden Joko Widodo alias Jokowi menggunakan sepeda motor milik Paspampres saat menghadiri acara pembukaan Asian Games 2018 sangat menarik perhatian publik.

Dia banyak grup WA (WAGs), juga Twitter dan Instagram, aksi ini jadi trending dari para netizen.

Mungkin menyimak situasi inilah, lantas putra Jokowi, Kaesang Pangarep ikut komentar soal aksi sang ayah.

“Saya tadi stuntman,” kata Kaesang di akun Twitternya @kaesangp, Sabtu (18/8/18).

Seperti dinukil sebelumnya, dalam video yang ditampilkan dalam perhelatan Asian Games, Kehadiran RI-1 ini diawali dengan tayangan ketika Jokowi melangkah keluar dari Istana Bogor  diikuti oleh para Paspampres. Dia kemudian menaiki mobil RI-1 dan menuju Gelora Bung Karno.

Dia sempat melewati jembatan Semanggi, Jakarta dan terjebak macet. Tak kehabisan akal, sosok yang digambarkan sebagai Jokowi itu turun dari mobil dan menggunakan sepeda motor milik Paspampres.

Motor yang ditunggangginya bahkan melompati mobil-mobil untuk menembus kemacetan. Dia juga melewati jalanan yang sempit. Paspampres lalu menyusul dan sempat terhenti di depan sekolah. Jokowi pun turun dari motornya untuk memberi jalan kepada rombongan anak sekolah berseragam Pramuka yang akan menyeberang. Seorang pelajar sempat terperangah ketika menyaksikan Jokowi membuka kaca helmnya.

Lepas dari kemacetan, Jokowi kemudian kembali dikawal oleh rombongan Paspampres yang menaiki sepeda motor. Diceritakan, Jokowi tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tepat ketika acara pembukaan akan segera dilangsungkan. Jokowi pun langsung masuk ke stadion masih dengan tunggangannya sembari melambaikan tangan.

Diperlihatkan pula, sosok yang digambarkan sebagai Jokowi kemudian memarkir motornya dan kemudian masuk lift dengan pengawalan Paspampres menuju panggung upacara.

Arkian !!! Tepat ketika pintu lift terbuka, sosok asli Jokowi pun muncul di panggung utama dan mendapat sambutan meriah.

Bagi Teddy Matheos, profesional yang belajar arsitektur dan manajemen, menilai suguhan ini sekaliber Olimpiade.

“Dari konsep acara, mungkin ini yang pertama di Indonesia memakai teknologi 4 D langsung dengan gunung buatan. Kombinasi lighting, laser dan kostum, dan iniperlu ahli konstruksi disitu karena bentangan beban yang besar ……….👍👍👍…,” puji Teddy yang juga aktif sebagai Sekjen DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).

Kalau konten seutuhnya, sudah bagus. “Yang kurang, mungkin hanya pemilihan lagu karena penonton pingin lagu yang mereka tahu dan jadi nyanyian keseharian, agar bisa nyanyi bersama. Jadi di sini (ysng mereka kuasai) hanya Theme Song Asian Games dan “Garuda di Dadaku” yang memang sering penonton ikut nyanyikan. Saya pikir mau ada lagu dan lenggang Poco-poco yang sudah mendunia dan tari Maumere. Pasti penonton langsung ikut goyang kayak di Opening Olimpiade Brasil, ketika tarian Samba, juga ketika Waka-waka Shakira di Piala Dunia Afrika Selatan,” ungkapnya.
Tapi secara keseluruhan, Teddy bilang: “…. acaranya sudah wah👍👍👍……”.

Laura Puspa Sumolang

Ada satu yang menarik dari acara semalam. “Pelayanan panitia yg aduhai😁😁😁…Sapaan dalam berbagai bahasa dan setiap ketemu pasti ada salam Terima Kasih, Thank You, Kamsahamida etc,” cuit Teddy.

Pokoknya, menurutnya,  semua sudah dterlatih untuk santun dan ramah kepada pengunjung….#Kerja Hebat Panitia.

Nah, sesungguhnya, kesuksesan dari sebuah ajang bahkan iven olahraga, pasti ditentukan pula oleh orang-orang kreatif di belakangnya.

Ini juga yang terjadi, ketika ada persembahan spektakuler di ajang Opening Ceremony Asian Games 2018 ini.

Selain intro dahsyat berkonten aksi hebat Jokowi, suguhan ciamik di atas pentas (yang berawal dari kisah “nenek moyang kita adalah bangsa pelaut”, Red) berlatar depan armada plus kekayaan flora fauna laut maupun daratan, lalu pengkombinasian aneka kultur 34 daerah se-Nusantara dipadukan gerak sendra-nada modern (diberi nuansa menu permainan lampu serta kembang api, juga trik kamera), benar-benar merupakan sebuah karya kaliber dunia.

Inilah sebuah ‘maha karya’ yang setara dengan pentas-pentas sejenis pada pembukaan Piala Dunia atau Olimpiade. Kita bisa, kawan!

Bahkan beberapa sumber menyebut ini lebih spektakuler dari sejumlah iven Asian Games dan Olimpiade, karena di sini ada ‘keberanian’ meracik aksi kultur, bercampur natur, dengan sentuhan modern. Tengok saja aksi 4.000 penari saman, dari Aceh, hingga tampilan ratusan para pendekar, ksatria Jawa, Dayak, lalu gaya barisan Waraney Minahasa lewat tari perang Kabasaran (Cakalele), hingga arak-arakan pejuang dari Timur (Maluku NTT, hingga para pemanah Papua). Tapi ini juga lalu dibungkus oleh gemulainya keindahan dan kesemarakan lenggok-lenggang lewat tarian dari Padang, Betawi, Bali dan yang lainnya, hingga ditutup lagu Anging Mamiri, Sulsel.

Namun, di tengah gegap gempita itu, kita pun tak melupakan suasana duka yang melanda sesama saudara sebangsa di NTB. Kita ingin berkata kepada sesama manusia di dunia, kita juga sedang prihatin. Dan mengajak semua untuk hening cipta sejenak, mendoakan kawan-kawan kita di Lombok dan sekitarnya, memohon tuntunan serta solusi dari Sang Khalik. Karena DIA-lah yang punya segalanya untuk kita.

Inilah pentas itu. Inilah syukur dan permohonan bersama.

Lalu, siapa-siapa yang ada di balik layar suksesnya persembahan ini?

Pasti buanyuaakkk. Tapi ada satu yang cukup banyak terungkap lewat WAGs. Memang namanya belum begitu banyak dikenal.

Dialah Laura Puspa Sumolang, wanita muda asal Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Perempuan belia yang aktif kreatif  ini benar-benar sangat membanggakan bagi ibundanya, Vonny Sumolang, juga sosok insan pekerja keras, aktif di banyak kegiatan publik, termasuk di lingkup Tim Satkersus DPP GPPMP, sebuah Ormas Nasional bernafaskan kebangsaan pro Merah Putih.

“Bukan hanya bagi keluarga, tapu adik Laura ini juga bikin bangga komunitas Kawanua (Tou MinaEsa di tanah rantau). Dirinya mampu tampil sebagai bagian kunci kesuksesan pada Open Ceremony Asian Games 2018 di Stadion GBK (Gelora Bung Karno) Jakarta,” ungkap Vera Sanger, Wasekjen DPP GPPMP yang juga kompatriot Vonny Sumolang di paguyuban Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK).

Ya, bagi Vera dkk, dibalik sukses pembukaan perhelatan akbar olahraga terbesar di Asia ini, Puspa yang merupakan  Keke (gadis) Minahasa ini bisa berperan signifikan lewat posisinua sebagai personal assisten creative director.

Beberapa kali Presiden Jokowi sempat meminta penjelasan kepadanya terkait kegiatan Asian Games.

Vera Sanger, warga Sulut yang berdomisili di Jakarta mengaku bangga atas pencapaian Puspa. Dia menilai apa yang dilakukannya berkat kerja keras, apalagi bisa dekat (karena profesinya) dengan Presiden. ” Itu luar biasa. Orang Manado bilang ca gampang,” demikian Vera Sanger, sembari menunjukkan salah satu foto ketika Puspa sedang memaparkan sebua aksi pentas open ceremony tersebut.

Jelas bukan cuma Puspa. Seabrek kreator, seniman, pelajar dan volunteer telah berpern. Aku cuma bisa bikang: “Tengkiu voer kalian semua, telah mengejawantahkan apa kata Bung Karno dulu, bahwa Asian Games bulan cuma sekedar pesta olahraga, tetapi ajang menunjukkan harkat dan karakyer bangsa kita. Terimakasih TUHAN-ku”.


*) Pernah jadi jurnalis, dan meliput beberapa multi-iven sport seperti PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade ketika bertugas di empat media berbeda (Cahaya Siang, Sinar Harapan/Suara Pembaruan, Prioritas/Media Indonesia serta LKBN ANTARA)

**) Dirangkum dari beberapa sumber:  Metro TV, NET TV, TVRI, WAGs, Twitter, Liputan6, Kompas.com, ANTARA, BeritaSatu.com, SOLUSSInews, dokumentasi BENDERRAnews & narasi rekan.

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles