12.2 C
New York
Wednesday, October 29, 2025

Buy now

spot_img

Investigasi !!! Hingga pagi ini baru satu korban Lion teridentifikasi, Basarnas fokus pencarian kotak hitam

BENDERRAnews, 1/1/18 (Jakarta): Hingga Kamis (1/1/18) pagi ini, Kepala Pusat Inafis Brigjen Hudi Suryanto mengatakan, baru satu korban Lion Air yang berhasil teridentifikasi. Jenazah itu diketahui sebagai Jannatun Cintya Dewi asal Sidoarjo yang diidentifikasi dari sidik jari.

“Hingga pagi ini belum ada lagi jari yang bisa kita identifikasi. Tapi kita terus berupaya termasuk merekonstruksi jika ada,” kata Hudi saat dikonfirmasi ‘BeritaSatu.com’.

Sidik jari Jannatun didapatkan dari sampel postmortem yang dicocokan dengan data kartu keluarga (ante mortem) miliknya.

Tim forensik Polri sebelumnya sudah mendapatkan 152 sampel DNA. Pemeriksaan dilakukan dengan melibatkan lebih dari 10 dokter forensik.

Jumlah penumpang dan kru pesawat Lion Air malang itu sebanyak 189 orang. Sehingga masih ada 188 lagi yang harus diidentifikasi.

Fokus kotak hitam

Hari Ini Basarnas Fokus Pencarian Kotak Hitam
Situasi terkini Posko Evakuasi Lion Air JT-610 di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis pagi, 1 November 2018. (Foto: Suara Pembaruan/Carlos Roy Fajarta)

Sementara itu, dari laporan ‘Suara Pembaruan’, Operasi SAR kecelakaan pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, yang kini telah memasuki hari keempat, pada Kamis (1/1/18), difokuskan ke pencarian black box dan badan utama pesawat JT610  di dasar laut dengan kedalaman 32 meter lebih.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, empat kapal yang memiliki teknologi alat pendeteksi bawah laut sudah dikerahkan di empat titik lokasi pencarian.

Empat kapal tersebut meliputi Kapal Baruna Jaya milik BPPT, KR SAR Basudewa milik Basarnas, KRI Rigel milik TNI AL, serta Kapal Pertamina.

“Empat kapal gabungan ini di bawah koodinasi Basarnas dengan operasi 24 jam sesuai arahan Presiden. Dari empat kapal itu semuanya mendeteksi objek yang ada di dasar laut,” kata Syaugi di Posko Evakuasi Lion Air JT610, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dari keempat kapal tersebut, hanya Kapal Baruna Jaya milik BPPT yang diturunkan jangkarnya. Sebab, kemarin kapal yang memiliki ping locator tersebut sempat mendeteksi adanya bunyi diduga berasal dari black box.

Lokasinya berada di 400 meter barat laut titik koordinat diduga kuat lokasi jatuhnya pesawat, yakni 05 derajat 46 menit 15 detik South, 107 derajat 07 menit 16 detik East.

“Satu kapal yang diturunkan jangkarnya, Baruna Jaya. Ya mungkin nanti ada lagi kapal bantuan. Strategi berikutnya kita pasang jangkar di daerah tersebut, yang saya bilang jaraknya 400 m sebelah barat laut. Malam sudah dipasang jangkar sehingga harapannya tadi pagi penyelam sudah mulai masuk dengan remotely operated vehicle (ROV). Kita turunkan untuk memastikan,” kata Syaugi.

Ia menambahkan, pipa-pipa yang ada di perairan Tanjung Karawang tersebut menghalangi kapal pembawa alat pencari di bawah laut remotely operated vehicle (ROV) untuk menurunkan jangkarnya.

“ROV dengan ping locator yang diterjunkan untuk mendeteksi titik black boxhari ini kesulitan untuk menetap lantaran terbawa arus.Oleh karena itu, jangkar harus diturunkan supaya tidak terbawa arus dan menjauh dari titik yang diduga kuat menjadi tempat keberadaan black box untuk memaksimalkan upaya pencarian,” demikian Marsekal Madya Muhammad Syaugi. (B-BS/SP/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles