12.5 C
New York
Monday, October 27, 2025

Buy now

spot_img

Singkirkan !!! Jeirry Sumampouw: Ada kelompok yang pelihara sentimen agama di Pemilu 2019

BENDERRAnews, 21/11/18 (Jakarta): Ketua DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 membidangi Penelitian, Pengembangan dan Politik yang juga Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow meyakini, saat ini masih ada kelompok sengaja memelihara isu sentimen terkait agama di Pemilihan Umum 2019.

Bahkan, menurutnya, isu sentimen agama sempat marak saat Pilkada DKI 2017 dan sempat meredup di awal 2018. Karenanya, semua pihak harus terus mewaspadai upaya-upaya mempolitisasi sentimen sedemikian, bahkan harus disingkirkan dalzm alam demokrasi Pancasila di lingkup NKRI.

“Disinyalir ada upaya memunculkan isu-isu agama di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ada orang yang berupaya membangun opini publik yang terkait dengan isu agama,” kata Jeirry Sumampow dalam diskusi “Kampanye Nyinyir dan Gugat-Menggugat di Tahun Politik: Apa Motifnya?”, Rabu (21/11/18) di Jakarta.

Upaya memunculkan isu agama di Pemilu 2019, menurutnya, nampak dari adanya laporan yang dilakukan jika ada pihak dianggap menyinggung apapun terkait agama.

Seperti yang terjadi dalam kasus pidato Perda Syariah dan Injil oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie.

Dimainkan untuk pelihara opini

Dengan lantang ia menyorot kritis, upaya semacam ini, bertujusn memelihara opini, agar isu agama bisa terus ‘digoreng’ dan jelas hal ini berpotensi memperlemah harmoni kebersamaan sesama keluarga sebangsa.

“Kelompok ini berharap seperti yang terjadi di Pilkada DKI 2017. Ini bagian yang sedang dimainkan guna memelihara opini untuk membuat masyarakat kita sensitif terhadap masalah (agama) itu,” ujar Jeirry, yang juga  akal tampil dalam Didkusi Publik “Pemilu Bermartabat & Pemilih Berdaulat demi Melahirkan Pemimpin Negarawan Menuju Negara yang Semakin Kuat” oleh Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), di Surabaya.

Selain itu, menurut Jeirry, kondisi lapor-melapor diduga kuat juga sengaja dilakukan agar peserta Pemilu tidak siap, karena tersita konsentrasi dan waktunya saat menghadapi gugatan.

“Motifnya menggangu agar tidak siap menghadapi Pemilu. Disamping itu juga berupaya mengganggu tahapan pemilu yang sedang berjalan,” kata Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jeirry Sumampow, yang memiliki kredibilitas khusus menegakkan Pemilu bermartabat sejak pasca-reformasi. (B-SP/BS/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles