BENDERRAnews, 9/3/19 (Bener Meriah): Mendekati hari H Pemilu Presiden, 17 April 2019, berbagai fitnah yang ditujukan ke Presiden Jokowi tetap marak.
Salah satunya, Jokowi difitnah sebagai pemimpin tidak Islami, dan hal ini terbantahkan dengan kunjungan Utusan Khusus MUI dan juga Safari Kebangsaan X ke kediaman ayah angkat Jokowi, H Nurdin di Bener Meriah, Aceh, Sabtu (9/3/19).
Rombongan safari itu dipimpin oleh Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto. Sedangkan utusan khusus Majelis Ulama Islam (MUI), KH Ma’ruf Amin yang juga Wakil Ketua MUI, KH Lukmanul Hakim disertai Habib Sholeh Al Muhdar, KH Zaenal Arifin, Zuhairi Misrawi, dan Dr Suryo AB.
“Bapak Aman Tursina, Imam Masjid di sini menjadi saksi bagaimana Pak Jokowi menjalankan salat lima waktu dengan baik. Dengan tinggal di Aceh, ternyata masyarakat Aceh sendiri yang memperkuat keislaman Jokowi,” ujar Lukmanul Hakim.
Hakim mengaku, akhirnya dia memahami mengapa masyarakat Aceh mengusulkan agar Capres dan Cawapres yang maju di Pilpres 2019 bersedia mengikuti tes membaca Alquran.
“Ternyata Prabowo-Sandi yang tidak siap dengan tes baca Alquran. Mereka biarkan fitnah ke Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin dan ternyata merekalah yang tidak siap. Jadi masyarakat Aceh paham bahwa tim Paslon 02 menyerang Pak Jokowi dengan isu Islam karena menutupi kelemahan pemahaman Prabowo-Sandi terhadap Islam,” ujar Lukmanul Hakim.
Dukungan “Bumi Serambi Mekkah”
Kiai Lukmanul juga mengutip pernyataan H Nurdin Aman Tursina yang menyatakan, Masyarakat Aceh percaya, Allah SAW akan menegakkan keadilan bagi mereka yang telah membuat fitnah. Dengan begitu, serangan fitnah terhadap Jokowi dan KH Marif Amin justru akan meningkatkan dukungan rakyat di Bumi Serambi Mekkah.
“Sebab masyarakat Aceh-lah yang telah ikut berperan besar, sehingga Pak Jokowi mampu menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat, sekalipun sebagaimana halnya masyarakat Aceh yang begitu gigih, dan memegang teguh prinsip dan dijiwai oleh nilai-nilai Islami,” ujar Kiai Lukman.
Sebelumnya, H Nurdin mengatakan, pihak yang memfitnah sang presiden tak benar-benar mengenal Jokowi. Sebab Nurdin sejak 1987 telah tinggal bersama eks Gubernur DKI Jakarta itu. Ia tak melihat kebenaran dari fitnah Jokowi anti-Islam maupun komunis.
Bahkan, kata Nurdin, Jokowi rela berkorban demi pembangunan musala. Saat 1988, Jokowi diminta menyumbang untuk membangun sarana ibadah. Saat itu, Nurdin dibebaskan mengambil material dari toko bangunan, dan semuanya dibayar oleh Jokowi.
Tak hanya itu, Nurdin berani menjamin keislaman petahana. Sebab ketika Jokowi berada di lingkungan rumahnya, mantan Walikota Solo itu sering memimpin salat.
“Selama Jokowi di sini, itu 50 persen dia imam maghrib di musala,” kata H Nurdin, seperti dilansir Suara Pembaruan dan dikutip BeritaSatu.com. (B-SP/BS/jr)



