7.4 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

‘Mindset’ !!! Wiranto: Pernyataan Prabowo rendahkan TNI, Jokowi bukan-lah sosok mudah menerima laporan ABS

BENDERRAnews, 3/4/19 (Banjarmasin): Saat ini, mindset ancaman sudah berubah dalam spektrum yang lebih luas dan kompleks. Karena itu, jika dalam menerjemahkan ancaman sudah salah, pastilah kebijakan yang diambil pasti akan jauh menyimpang dari yang dibutuhkan.

Menko Polhukam Jenderal TNI Pur TNI Wiranto menuatakan itu, merespons sejumlah pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto, saat tampil dalam debat Capres ke-4 bersama Joko Widodo alias Jokowi, sang petahana.

Wiranto juga membantah tuduhan Prabowo yang mengatakan, pembisik berbudaya “Asal Bapak Senang” (ABS), juga pertahanan buruk dan lemah.

Wiranto mengingatkan, Presiden Jokowi bukan-lah sosok yang mudah menerima laporan ABS, karena sering blusukan.

“Melaporkan hal (yang buat ABS) ke Pak Jokowi yang suka blusukan ke sana-kemari, percuma, pasti akan mempermalukan diri sendiri, karena akan ketahuan bohongnya,” ujar Wiranto melalui keterangan tertulis, Rabu (3/4/19).

Wiranto mengaku sedih dengan pernyataan Prabowo yang merendahkan institusi TNI. Sementara Jokowi 100 persen menghormati serta meyakini kekuatan TNI. Disebutnya, jika Prabowo mengalami seperti itu, tidak boleh asal menuduh TNI yang sekarang.

“Makanya jangan asal menuduh menyamakan dengan pengalamannya sendiri. Apalagi yang dituduh institusi TNI, almamater yang membesarkannya, sungguh menyedihkan,” tandas Wiranto.

Semua prajurit siap mati

Lebih lanjut, Wiranto mengatakan, bukan hanya Prabowo yang siap mati untuk negara sejak usia 18 tahun.

Wiranto menegaskan, semua prajurit TNI sejak dilantik sudah kontrak mati untuk Negeri yang kita cintai.

Sampai saat ini, demikian Wiranto, sudah ribuan prajurit yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Mereka telah membuktikan sebagai prajurit sejati.

“Maka sebaiknya kalau masih hidup sampai sekarang tak perlu membanggakan diri, lebih baik mensyukuri untuk melanjutkan pengabdiannya. The soldiers never die, just fade away,” sindir Wiranto.

Salah pahami ancaman perang

Wiranto juga menilai Prabowo salah memahami ancaman perang yang disebutkan para senior TNI tahun 90-an tentang ramalan tidak adanya perang.

Dikatakannya, Operasi Timtim sebagaimana disebutkan Prabowo saat debat bukanlah perang antara negara. Tetapi Opskamdagri (operasi keamanan dalam negeri, Red) di provinsi ke-27 (saat itu).

Wirantipi mengingatkan, pasca-Proklamasi 1945, Indonesia hanya mengalami perang sekali sewaktu menghadapi agresi Belanda.

“Sesudah itu sampai sekarang dan prediksi ke depan, perang terbuka, perang konvensional akan sangat kecil kemungkinannya (hasil kajian strategis),” jelas Wiranto.

Karena itu, apa yang digarisbawahi Jokowi tentang informasi intelijen strategis itu, sudah tepat, karena memang demikianlah situasi kekinian yang dihadapi berbagai negara, yakni terutama adanya ancaman cyber war. Tegasnya, mindset Jokowi benar-benar up to date.

‘Mindset’ ancaman sudah berubah

Apalagi, kata Wiranto, mindset ancaman sudah berubah dalam spektrum yang lebih luas dan kompleks.

Disebutnya, jika dalam menerjemahkan ancaman sudah salah, pastilah kebijakan yang diambil pasti akan jauh menyimpang dari yang dibutuhkan.

“Apalagi itu kebijakan negara, wah pastilah resikonya sangat fatal. Contohnya, karena salah mendiskripsikan ancaman terkini, maka Capres Nomor 02 yang menganggap dirinya paling paham soal Hankam, menganggap pertahanan kita buruk dan lemah karena kita nggak punya uang untuk memberdayakan TNI kita. Bayangkan kalau APBN dihambur untuk membeli Alutsista TNI, sedangkan ancaman rilnya bukan perang, apa jadinya negeri ini,” ungkap Wiranto.

Aneh, pertahankan teknologi kuno

Wiranto menilai Presiden Jokowi sudah benar, APBN dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan sejalan dengan semakin menipisnya trauma kembalinya kekuatan militer mendominasi.

Wiranto juga mengaku pesaing Jokowi itu aneh, dan salah besar ketika berprinsip ingin mempertahankan teknologi lama atau kuno dengan alasan tak mau berutang.

Dikatakannya, UUD 1945 sudah mengamanatkan kepada kepala negara/pemerintahan untuk melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.

“Ini ada Capres yang malah enggan mencerdaskan bangsanya, hanya karena tak mau berutang. Negara mana sih yang nggak ngutang? Negara maju seperti AS, Jepang bahkan Tiongkok punya hutang jauh lebih tinggi dari kita. Yang penting hutang itu buat investasi yang produktif yang mempunyai prospek positif ke depan termasuk transfer teknologi. Itu yang Pak Jokowi garis bawahi. Ke depan yang menghidupi bangsa kita bukan lagi bergantung ke natural resources sumber daya alam yang semakin menipis tetapi human capital sumber daya manusia yang cerdas dan tercerahkan. Dan karenanya, peningkatan SDM jadi fokus prioritad Pemerintahan Jokowi berikutnya,” demikian Wiranto, yang pernah jadi atasan pesaing Jokowi tersebut. (B-BS/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles