12.2 C
New York
Wednesday, October 29, 2025

Buy now

spot_img

Cerah !!! Industri pengolahan kelapa di Indonesia masih prospektif, dorong pengembangan di sentra produksi termasuk Sulut

BENDERRAnews, 19/4/19 (Jakarta): Pemerintah memasikan, bisnis industri pengolahan kelapa di Indonesia masih prospektif dan terus berkembang di beberapa wilayah seperti Sulawesi Utara, Riau, Gorontalo, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Maluku Utara.

Dilaporkan, beberapa waktu lalu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ikma), Kementerian Perindustrian (Kemperin), Gati Wibawaningsih dan Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) bersinergi membangun sentra IKM Kelapa Terpadu di Kabupaten Halmahera Barat.

“Sentra IKM ini diharapkan menjadi fasilitas pengembangan potensi kelapa di Halmahera Barat serta mampu menghasilkan berbagai komoditi produk turunan kelapa,” kata Gati Wibawaningsih dalam siaran persnya, Jumat (19/4/19), sebagaimana dilansir BeritaSatu.com.

Gati Wibawaningsih memberikan apresiasi terhadap keseriusan Pemkab Halmahera Barat dalam pengembangan potensi kelapa untuk menjadi produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Hal ini diwujudkan adanya pembangunan sentra kelapa terpadu di Desa Acango.

“Dari sentra tersebut, diharapkan dapat dihasilkan berbagai komoditas seperti arang batok kelapa, serta berbagai macam produk dari sabut kelapa, gula merah baik gula batok maupun gula semut, air kelapa (nata de coco, kecap), dan minyak goreng,” sebut Gati Wibawaningsih.

Pendekatan regional

Gati Wibawaningsih menambahkan, pihaknya melakukan program pengembangan IKM kelapa terpadu melalui pendekatan regional yang selaras dengan kebijakan daerah.

Ini untuk mendorong peningkatan produksi kelapa dan olahan turunannya dalam meningkatkan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan ini tentunya berbasis kepada ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi tepat guna dan pasar.

“Kami bertekad untuk terus fokus mendorong sektor industri pengolahan kelapa di Tanah Air. Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk hilirisasi industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor,” tegas Gati Wibawaningsih.

Terbesar di dunia

Produk turunan kelapa sudah memberikan kontribusi nilai ekspor yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekspor buah kelapa utuh.

Data BPS tahun 2017 menunjukkan, nilai ekspor buah kelapa sebesar US$121,9 juta. Sedangkan nilai ekspor produk turunan kelapa mencapai US$1,2 miliar yang terdiri dari coco fibre, copra, desicated coconut, coconut cream, coconut sheel, charcoal dan coconut activate carbon.

Kemperin mencatat, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia di atas Filipina, India, Srilanka, dan Brasil.

Sementara itu, merujuk data BPS tahun 2017, luas area pohon kelapa mencapai 3,65 juta ha atau 14,58 persen dari 25,05 juta ha total areal perkebunan di Indonesia, dengan total produksi tanaman kelapa sebesar 2,87 juta ton.

Sedangkan, berdasarkan data Asian and Pasific Coconut Community (2018), jumlah petani yang terlibat dalam agribisnis kelapa sebanyak 5,09 juta rumah tangga. (B-BS/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles