11 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Teladan !!! Mega-SBY tunjukkan kemanusiaan di atas politik, GMNI dan GPPMP: Sikap negarawan yang patut dicontoh

BENDERRAnews, 9/6/19 (Jakarta): Pertemuan bersejarah antara Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, membuka mata hati semua anak bangsa tentang sangat pentingnya spirit kebersamaan sebagai sesama keluarga bangsa terus dibangun, di dalam nuansa gotong royong sebagai nilai luhur utama ideologi Pancasila galian Bung Karno.

Demikian pernilaian Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) yang juga Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah, dan DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) melalui Ketua DPP GPPMP Bidang Litbang & Politik, Jeirry Sumampouw.

Bago Basarah, sikap Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri menunjukkan suri teladan. Hal tersebut terkait kehadirannya dalam pemakaman Istri Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono.

“Saya kira kita juga patut mengambil suri teladan dari yang ditunjukkan oleh Ibu Mega pada saat menghadiri pemakaman kenegaraan ibu negara almarhumah Ani Yudhoyono. Ibu Mega memberikan suri teladan bahwa urusan politik harus dibedakan dengan urusan kemanusiaan,” katanya.

Hal itu disampaikan Basarah dalam acara Halalbihalal yang dirangkai dengan kegiatan Peringatan 118 Tahun Lahirnya Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Sukarno, dan Haul ke-6 Wafatnya mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas di Kantor PA GMNI, Jakarta, Sabtu (8/6/19).

“Meski Pak SBY pada Pemilu 2019 sebagai Ketum Partai Demokrat (PD) menjadi pendukung Pak Prabowo-Sandi, tidak membuat Ibu Mega tidak memberikan simpati, empati, rasa kemanusiaan pada dukacita yang dialami pada keluarga Bapak Susilo Bambang Yudhoyono,” ujar Basarah.

Basarah pun menyebut, “Dengan pemahaman yang utuh bahwa urusan politik dan urusan kemanusiaan harus dipisahkan, Ibu Mega datang bukan hanya secara simbolik menggunakan baju hitam sebagai tanda dukacita, tetapi juga memberikan semangat kepada Pak SBY dan keluarga atas berpulangnya Ibu Hj Ani Yudhoyono.”

Basarah menyatakan, seluruh pihak juga perlu mengapresiasi respons keluarga SBY. Misalnya kehadiran dua putra SBY yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) pada acara Idulfitri hari pertama di kediaman Megawati.

“Kita patut berbahagia keluarga Pak SBY merespons dengan baik, karena pada acara Idulfitri yang pertama, putra beliau, AHY dan Ibas bersama para istri datang berkunjung bersilaturahmi ke rumah Ibu Mega,” ungkap Basarah.

Disebut Wakil Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut, keluarga Megawati dan SBY memberikan contoh positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Harapannya adalah para elite politik yang lain juga memberikan suri teladan yang sama kepada masyarakat luas. Memberikan contoh yang baik,” ucap Megawati.

Mengenai kemungkinan PD bergabung mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Basarah, PDI-P sebagai partai nasionalis tentu ingin bekerja sama dengan semua kekuatan bangsa Indonesia.

Apalagi, lanjut Basarah, partai-partai yang mempunyai perwakilan di Parlemen. “Tetapi mengenai cara dan pola kerja sama politik terkait kabinet itu keputusan final ada di presiden terpilih selaku pemegang hak prerogatif. PDIP menyerahkan kepada presiden terpilih yang akan ditetapkan MPR pada 20 Oktober,” ungkap Basarah.

Ketum DPP PA GMNI itu juga menyebut, “Selama ini PDI-P sudah kerja sama dengan Partai Demokrat. Kerja sama pemilihan gubernur, bupati, wali kota dalam hal mengusung pasangan calon. Jadi kerja sama dengan PD bukan hal yang baru bagi PDI-P.” Demikian diberitakan Suara Pembaruan dan dilansir BeritaSatu.com.

Sikap negarawan

Sementara itu, bagi DPP GPPMP, apa yang dipamerkan oleh kedua tokoh bangsa itu, menunjukkan sikap negarawan tulen.

“Dan ini menjadi contoh positif bagi setiap elite atau mereka yang mau berkarier di dunia politik nasional, agar teguhlah dalam bersikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, yakni ada rasa kemanusiaan, persatuan, gemar bermusyarwarah dan beratensi terhadap sesama, dilandasi oleh spirit iman kepada TUHAN Sang Khalik yang menciptakan kita dan menganugerahkan bangsa yang besar ini,” demikian Jeirry Sumampouw.

Sebelumnya, DPP GPPMP dalam pernyataannya sehubungan dengan peringatan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2019 dan evaluasi demokrasi Indonesia pasca-Pemilu 17 April 2019, menyayangkan banyaknya politikus di Indonesia yang belum sepenuhnya bersikap dan bertingkah laku dengan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Salah satu buktinya, masih ada yang mendengunkan people power dalam merespons hasil Pemilu 2019 dan penyebaran berita bohong atau hoax untuk meraih kekuasaan.

“Jika para elite benar-benar telah memahami nilai-nilai ideologi Pancasila, dan turunannya dalam berbagai bentuk aturan perundang-undangan serta jiwanya yang bermuara kepada gaya hidup gotong royong, sebenarnya orang-orang besar seperti Amien Rais dkk tak perlu mendorong massa aksi untuk saling berbenturan,” tandas DPP GPPMP dalam pernyataan persnya memperingati Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2019 sekaligus evaluasi demokrasi Indonesia pasca-Pemilu.

Pernyataan yang ditandatangi Ketum DPP GPPMP, Jeffrey Rawis, Sekjen, Teddy Matheos dan Ketua Hariannya, Rudy Sumampouw juga menegaskan, para elite termasuk pimpinan tertinggi partai politik (Parpol) seyogianya kembali kepada postulat ideologi Pancasila sebagaik kulminasi dari seluruh nilai luhur Nusantara serta kebangsaan Indonesia modern.

“Bung Karno sebagai penggalai nilai-nilai tersebut menyebut Pancasila sebagai ‘weltanschaung’, pandangan hidup, cita-cita kebangsaan yang luhur, yang bila diperinci bisa menjadi trisila (persatuan, kebangsaan, keadilan) atau lebih bisa lebih diperinci lagi jadi ekasila, yakni gotong royong. Nah dalam semangat gotong royong inilah kita sepakat untuk saling menghargai semua perbedaan keyakinan yang dianugerahkan TUHAN Yang Maha Esa, menghormati hak-hak azasi setiap warga, menjalin keutuhan kesatuan nasional sebagai saudara sebangsa, selalu bisa bermusyawarah untuk bermufakat, serta menggalang kegotorongroyongan bagi keadilan serta kesejahteraan bersama,” demikian DPP GPPMP.

Jadi, demikian Ketua DPP GPPMP Bidang Litbang dan Politik, Jeirry Sumampouw, jangan menggunakan cara-cara yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila jika menghadapi satu persoalan krusial, misalnya membenturkan sesama anggota keluarga bangsa melalui gerakan people power.

GPPMP merupakan Ormas Nasional yang resmi terdaftar di Kemdagri, memiliki visi terus mendinamisasikan jiwa-semangat-nilai (JSN) Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946, yakni Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945, Sumpah Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika, serta tetap menegakkan bendera Merah Putih di bumi nusantara NKRI. (B-SP/BS/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles