11.8 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Obituari !!! Prof Tilaar meninggalkan kita, suami Martha Tilaar ini gemilang sepak terjangnya di Dunia Pendidikan

BENDERRAnews, 30/10/19 (Jakarta): Sekitar pukul 10.48 WIB, pada hari Rabu (30/10/219) ini, pemilik perusahaan Martha Tilaar sekaligus suami dari Martha Tilaar, Henry Alexis Rudolf Tilaar telah berpulang meninggalkan kita, dalam usia 87 tahun.

“Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, Bapak Prof H A R Tilaar pada pagi hari Rabu, 30 Oktober 2019, pukul 10.48, dalam usia 87 tahun,” demikian bunyi pernyataan tertulis yang diterima redaksi hari ini, Rabu (30/10/19).

Selanjutnya, Henry Tilaar disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Ruang VIP G.

Menilik lebih jauh, pria kelahiran Tataraan, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), 16 Juni 1932 ini merupakan tokoh pendidikan Indonesia.

Kritis menyikapi kinerja pendidikan nasional

Semasa hidupnya, dia menjadi sosok pendidik, pemikir, dan praktisi pendidikan. Bahkan, Tilaar menjadi aset nasional bangsa, karena pemikiran kritisnya dalam menyikapi kinerja pendidikan nasional.

Mengutip dari berbagai sumber, jenjang pengalaman akademis Tilaar dimulai di tanah kelahirannya sendiri, yaitu di Louwerier School (Sekolah Rakyat) pada masa kolonial Belanda pada tahun 1946. Sebagai anak ketiga yang berasal dari keturunan guru, semangat belajar maupun pengajarnya tidak pernah padam.

Seusai menamatkan pendidikan di Louwerier School, Tilaar melanjutkan pendidikannya ke Chr. Normaal School, Tomohon dan tamat dengan pujian pada tahun 1950.

Tamat dengan pujian tidak hanya diterimanya di Chr. Normaal School. Dia kembali tamat dengan pujian pada tahun 1952 saat menamatkan pendidikan tingkat menengah atas di Kweek School, Tomohon.

Begitupun saat dia meneruskan pendidikan di di Sekolah Pendidikan Guru B-I dan B-II Ilmu Mendidik di Bandung, Tilaar kembali tamat dengan pujian pada tahun 1959. Kemudian, Tilaar melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia dan meraih gelar sarjana pendidikannya dengan yudisium cumlaude pada tahun 1961.

Pengalaman pendidikan Tilaar sendiri lebih terkonsentrasi pada jurusan pendidikan. Kemudian pada tahun 1964, Tilaar mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri di AS. Dia belajar di University of Chicago melalui jalur beasiswa dari USAID.

Tilaar berhasil memperoleh gelar Master of Science of Education dari Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat, pada tahun 1967. Untuk Gelar Doctor of Education, Tilaar peroleh dari universitas yang sama pada tahun 1969.

Di samping itu juga, Tilaar banyak mengikuti berbagai program Post-Graduate di beberapa universitas terkemuka di dunia.

Universitas tersebut antara lain, University of Wisconsin at Milwaukee pada tahun 1965, University of Missouri pada tahun 1966, Michigan State University pada tahun 1969, University of Sussex, dan Institute of Development Studies pada tahun 1972.

Karier sebagai seorang tokoh pendidikan, Tilaar menjalani profesi mengajar sejak tahun 1952 hingga 2019. Tilaar menjadi guru besar pada Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.

Dia juga pernah menjadi Dekan Fakultas Pasca Sarjana IKIP (Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1976-1980. Hingga tahun 2019, dia menduduki posisi guru besar Emeritus pada Program Pascasarjana dan Direktur Utama Lembaga Manajemen Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Jadi Asisten Menteri Negara

Selain bergelut di dunia pendidikan, Tilaar juga pernah terlibat aktif di lingkungan birokrasi pemerintahan.

Di jajaran birokrasi pemerintah, Tilaar pernah menjabat sebagai staf ahli Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) tahun 1970-1974.

Kemudian pada tahun 1984-1991, Tilaar diangkat menjadi Kepala Biro Pendidikan dan Kebudayaan, BAPPENAS.

Kemudian pada tahun 1986-1993, Tilaar dipercaya sebagai staf inti Bappenas sebagai Asisten Menteri Negara Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bintang Jasa Utama Republik Indonesia

Pada tahun 1988, atas jasa-jasanya kepada negara itulah, Tilaar dianugerahi Bintang Jasa Utama Republik Indonesia.

H A R Tilaar juga pernah menjadi konsultan beberapa organisasi dunia, seperti Indonesia Country Program (UNDP) pada tahun 1994, sebagai konsultan Bank Dunia pada tahun 1996, dan konsultan Asian Development Bank (ADB) pada tahun 1995/1997.

Tilaar juga tercatat sebagai anggota Dewan Penyantun ASMI Jakarta (1995-2000).

Kemudian pada tahun 1996-1999, Tilaar dipercaya sebagai Ketua Dewan Penyantun universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Raih berbagai penghargaan

Gagasan pemikirannya dalam mengembangkan dunia pendidikan mengantarkannya pada berbagai penghargaan berkat ratusan artikel dan puluhan buku yang ditulisnya.

Pada 11 September 2009, Tilaar mendapatkan penghargaan Distinguished Alumni Award dari Indiana University School of Education.

HAR Tilaar merupajan warga Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam sebuah acara Gala Dinner di kota Bloomington, Indiana.

Pada 5 Juli 2010, Tilaar kembali mendapatkan penghargaan bergengsi atas karya dan pemikirannya di dunia pendidikan. Tilaar dinobatkan sebagai 100 tokoh pendidikan dunia atau Top 100 Educator 2010 dari Cambridge England dalam bidang Philosophy and Management of Education.

Memberikan seminar di Harvard University

Karena tulisan-tulisan dan karya-karyanya juga, Tilaar diminta untuk memberikan seminar di Harvard University pada tahun 2003.

Seminar yang diselenggarakan sebagai sebuah kritik, saat dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengupas tentang bagaimana membangun suatu sistem pendidikan nasional.

Penulis lebih dari 200 artikel itu, mendapatkan Ceritificate of Ceremony, World Record for Achievement in Pedagogy pada tahun 2007.

Biografinya pun tercantum dalam Ensiklopedia Pendidikan (2001), Who’s Who in The World, Millenium Edition 2000, American Bioghrapical Institute, 1000 Great Asean, dan International Bioghraphical Center, England, 2003. Demikian dilansir Kompas.com.

Selain itu, Prof H A R Tilaar juga aktif dalam membina sejumlah wadah berhimpun berwawasan nasional, seperti menjadi Dewan Kehormatan sekaligus Pinisepuh Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP). Juga menjadi Dewan Penasihat Yayasan Institut Sam Ratulangi atau Sam Ratulangi Instute (SRI) yang antara lain akan mendirika  Institut Teknologi 14 Februari 1946 (ITF). (B-KC/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles