10.9 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Spesialis di Siloam Hospitals Semarang perkenalkan cara atasi nyeri tanpa obat

BENDERRAnews.com, 9/6/20 (Semarang): Sebetulnya, nyeri itu bukanlah penyakit. Namun, itu merupakan gejala dari sebuah penyakit. Meski demikian, rasa nyeri membuat aktivitas keseharian menjadi tidak nyaman. Tak heran apabila banyak yang langsung memilih menghilangkan nyeri ketimbangkan dengan mencari penyebabnya.

Salah satunya ialah dengan menggunakan obat.

Padahal, ada nyeri yang bisa diatasi tanpa obat. Bagaimana caranya?

Spesialis Saraf dan Konsultan Nyeri pada Siloam Hospitals Semarang, Dokter Trianggoro Budisulistyo, SpS(K) mengatakan, nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan secara nyata maupun potensial.

Namun, ambang rasa nyeri seseorang sangat berbeda antara satu sama lainnya. “Hal itu tergantung ada fisik berupa sensor nyeri di jaringan atau permukaan tubuh, psikis atau mental dalam hal penerimaan dan manajemen emosional, serta pikiran berupa persepsi,” tuturnya.

“Istilahnya, rasa nyeri itu dirasakan berbeda oleh setiap orang. Terlebih apabila secara psikis orang tersebut emosional,” ungkapnya di sela diskusi online Siloam Hospitlas Semarang bertajuk “Atasi Nyeri Tanpa Obat”, Jumat (5/6/20) lalu.

Perhatikan lokasi nyeri

Dokter Tianggoro menambahkan, dalam menentukan nyeri ada beberapa hal yang harus diperhatikan. “Misalnya lokasi nyeri, waktu mulai dirasakannya, hal yang merupakan penyebab atau perburuk nyeri, intensitas dan karakteristik nyeri, gejala nyeri yang menyertai, dan nyeri terkait gangguan fungsi,” paparnya.

Tidak hanya itu, menurutnya, perlu dimengerti gerakan tubuh manusia itu merupakan biomekanika tubuh. Artinya, tubuh manusia itu memiliki posisi yang unik. Karena, suatu gerakan melibatkan komponen otot, baik aktif maupun pasif. Ditambah lagi, pola gerakan berulang sehingga memerlukan kontrol secara konsisten dan terukur.

“Jadi misalnya saja pada awalnya mengalami nyeri di kaki, lalu dibiarkan malah akan menjalar ke pinggang, lalu ke punggung, kemudian mungkin saja ke leher ataupun ke kepala. Hal itu ternjadi karena adanya penyesuaian tubuh pada saat nyeri, dengan melakukan perubahan posisi yang malah menimbulkan nyeri baru di tempat lain,” tambahnya.

Tidak hanya itu, demikian DokterTrianggoro, tubuh juga melakukan gerakan manipulatif, karena selain memerlukan kontrol terhadap gerakan, juga menyesuaikan benda atau alat yang dipergunakan. Ditambah lagi, gerakan berurutan yang memerlukan Kontrol, Konsistensi, serta Koordinasi dari gerakan satu dan selanjutnya.

‘Stretching’ dan sugesti

Untuk itu, Dokter Trianggoro mengatakan, guna mengatasi nyeri tanpa obat dapat dilakukan dengan stretching atau peregangan. Ini untuk menjaga kelenturan otot dan sensor saraf tepi, sehingga tidak akan mudah merasakan nyeri.

Selain itu, diperlukan sugesti dalam diri untuk meredakan rasa nyeri. Hal itu karena otak manusia bekerja super cepat, sekitar 10 miliar koneksi antarserabut saraf di otak dalam suatu saat secara bersamaan setara dengan 5-50 juta volt arus listrik.

“Selain itu, pikiran bawah sadar mengendalikan lebih dari 80 persen aktifitas seseorang, dimana bisa melampaui batas-batas dimensi ruang atau waktu. Contohnya dengan memberikan sugersti pada diri sendiri. Bisa dilakukan pada saat menjelang terlelap tidur, sambil menyebutkan ‘Saya baik-baik saja’ yang dilakukan selama satu minggu, setelah itu mengalami perbaikan,” tutur Dokter Trianggoro Budisulistyo, seperti dirilis Staf Media Siloam Hospitals Group. (B-r/JR/jr — foto ilustrasi istimewa)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles