BENDERRAnews.com, 9/3/21 (Baghdad): Perjalanan penuh resiko dilakukan Paus Fransiskus ke Irak.
Pemimoin Umat Kristen Katolik sedunia ini telah mengunjungi beberapa bagian Irak utara yang dikuasai oleh kelompok milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) pada hari ketiga dalam perjalanan bersejarahnya. Pada Minggu (7/3/21), Bapa Suci berdoa di antara reruntuhan gereja di Mosul, bekas benteng ISIS, sebelum bertemu umat Kristen di Qaraqosh.
“Hari ini, bagaimanapun, kami menegaskan kembali keyakinan kami bahwa persaudaraan lebih tahan lama daripada pembunuhan saudara, bahwa harapan lebih kuat daripada kebencian, bahwa perdamaian lebih kuat daripada perang,” tegas Paus.
Merayakan Misa di satu stadion di Irbil, yakni bagian penting terakhir dari kunjungannya, Paus Fransiskus mengatakan, Irak akan tetap berada di hatinya. Ribuan orang menghadiri misa meskipun ada kekhawatiran penyebaran Covid-19.
Irak, yang telah mengalami lebih dari 13.500 kasus kematian dengan Covid-19 dan lebih dari 726.000 kasus infeksi, telah mencatat peningkatan tajam dalam infeksi selama sebulan terakhir.
Pemimpin Gereja Katolik berusia 84 tahun itu dan rombongannya semuanya telah divaksinasi, tetapi Irak baru menerima dosis pertama minggu lalu.
Perjalanan empat hari, dimulai pada hari Jumat, merupakan perjalanan internasional pertama Paus sejak dimulainya pandemi lebih dari setahun yang lalu, dan kunjungan Paus pertama ke negara itu.
Di kota terdekat Qaraqosh, Paus bertemu orang-orang Kristen di Gereja kuno “Dikandung Tanpa Noda”, yang pernah dibakar oleh ISIS dan sekarang telah dipugar.
“Saya tidak bisa menggambarkan kebahagiaan saya, ini adalah peristiwa bersejarah yang tidak akan terulang,” kata Yosra Mubarak, sebelum kunjungan Paus.
Wanita berusia 33 tahun ini hamil tiga bulan ketika dia meninggalkan rumahnya tujuh tahun lalu bersama suami dan putranya, dia melarikan diri dari kekerasan.
“Itu adalah perjalanan yang sangat sulit, kami melarikan diri hanya dengan pakaian yang kami kenakan. Tidak ada yang tersisa [ketika kami kembali], tetapi satu-satunya impian kami adalah untuk kembali dan inilah kami dan Paus akan datang,” katanya kepada kantor berita Reuters.
Sejak tiba di Baghdad pada hari Jumat, Paus Fransiskus telah menyerukan diakhirinya kekerasan dan ekstremisme serta mengatakan, komunitas Kristen Irak yang semakin berkurang harus memiliki peran lebih menonjol sebagai warga negara dengan hak, kebebasan dan tanggung jawab penuh.
Pada Sabtu (6/3/21), dalam pertemuan yang sangat simbolis dengan Ayatollah Agung Ali al-Sistani di kota suci Najaf, Paus Fransiskus menggemakan pesan tersebut. Paus Fransiskus mengatakan, umat Kristiani harus dapat hidup dalam kedamaian dan keamanan seperti semua warga Irak lainnya. (B-BS/jr)



