BENDERRAnews.com, 30/12/12 (Washington): Amerika Serikat menunjuk Rina Amiri, wanita kelahiran Afghanistan menjadi utusan untuk bernegosiasi dengan pemerintah Taliban. Seperti dilaporkan AFP, penunjukan Amiri pada Rabu (29/12/21) sekaligus menegaskan sikap AS untuk membela hak-hak perempuan Afghanistan.
“Rina Amiri, seorang pakar mediasi AS kelahiran Afghanistan yang bertugas di Departemen Luar Negeri di bawah mantan Presiden Barack Obama, akan mengambil peran sebagai duta khusus untuk perempuan Afghanistan, anak perempuan dan hak asasi manusia,” ujar Menlu Antony Blinken.
Beberapa bulan setelah Amerika Serikat mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan, Blinken mengatakan, Amiri akan membahas masalah-masalah yang “sangat penting bagi Deplu AS” dan isu pemerintahan Presiden Joe Biden lainnya.
“Kami menginginkan Afghanistan yang damai, stabil dan aman, di mana semua warga Afghanistan dapat hidup dan berkembang dalam inklusivitas politik, ekonomi dan sosial,” kata Blinken.
Taliban memberlakukan merek Islam ultra-keras di Afghanistan selama rezim 1996-2001 dan digulingkan oleh invasi AS, termasuk melarang perempuan bekerja dan anak perempuan dari pendidikan.
Meskipun Taliban berjanji untuk bertindak berbeda setelah pengambilalihan Agustus, banyak perempuan tetap dilarang kembali bekerja. Sebagian besar anak perempuan juga terputus dari sekolah menengah.
“Saya bertanya-tanya bagaimana mereka yang merehabilitasi Taliban dengan meyakinkan dunia bahwa mereka telah berevolusi menjelaskan pemulihan kembali kebijakan regresif dan kejam Taliban terhadap perempuan,” cuit Amiri di Twitter sesaat sebelum pengangkatannya.
Kementerian Pemberdayaan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan sebelumnya meminta saluran televisi untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor wanita dan, meskipun tidak melarang jurnalis televisi wanita, meminta mereka untuk mengenakan jilbab.
Kelompok-kelompok perempuan Afghanistan terus berbicara, termasuk melalui protes publik yang sporadis. Namun pada Minggu (26/12/21), Taliban menyatakan, wanita tidak akan diizinkan melakukan perjalanan jarak jauh tanpa pendamping pria.
Luka rakyat
Ditanya tentang penunjukan Amiri, Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik Imarah Islam Afghanistan, mengatakan komentarnya.
“Orang asing tidak dapat menyembuhkan luka rakyat kami. Jika bisa, mereka akan melakukannya dalam 20 tahun ini,” tambahnya.
Naeem menolak menghubungkan bantuan AS dengan hak asasi manusia. “Kami menginginkan bantuan tanpa syarat bagi rakyat kami dalam hal nilai-nilai Islam dan kepentingan nasional kami,” serunya.
Amiri meninggalkan Afghanistan sebagai masih kecil. Bersama keluarga, dia menetap di California. Amiri menjadi blak-blakan tentang warga Afghanistan yang hidup di bawah kekuasaan Taliban, terutama wanita, saat masih menjadi pelajar saat serangan 11 September memicu perang AS.
Amiri kemudian menjadi penasihat Richard Holbrooke, diplomat tinggi AS yang tugas terakhirnya di Afghanistan dan Pakistan, dan juga bekerja dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). (B-AFP/BS/jr)



