BENDERRAnews.com, 10/5/22 (Jakarta): Belakangan ini umncul tuduhan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah bersepakat dengan para Uskup Indonesia saat pertemuan di Aula Catholic Center Keuskupan Amboina, 23 April 2022, untuk mengganti nama hari libur Kenaikan dan Wafat Isa Almasih menjadi “Kenaikan dan Wafat Tuhan Yesus”.
Sebagaimana ditegaskan Plt Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama (Kemenag), AM Adiyarto Sumardjono, tuduhan itu tidak benar. Disebutnya, tidak ada kesepakatan terkait hal itu antara Menteri Agama (Menag) dan para Uskup dari beberapa wilayah di Indonesia.
Dikatakan pria yang akrab disapa Toto ini, Menag berkunjung ke Ambon saat itu dalam rangka menghadiri Pentahbisan Uskup Diosis Amboina. “Saya hadir dalam pertemuan Menag dan para Uskup dari beberapa wilayah Indonesia di Aula Catholic Center Keuskupan Amboina. Saya mendampingi Menag di setiap pertemuan dan saya pastikan tidak ada kesepakatan terkait penggantian nama hari libur umat Nasrani tersebut,” tegas Toto, di Jakarta, Selasa (10/5/22).
Dalam pertemuan itu, menurutnya, memang ada sejumlah aspirasi yang disampaikan oleh beberapa Uskup. Menag sebagai Menteri semua agama mendengarkan aspirasi tersebut, termasuk usulan agar ada perubahan penyebutan hari libur Kenaikan Isa Almasih.
“Jadi Menag saat itu baru mendengarkan aspirasi. Sifatnya juga disampaikan secara lisan dalam pertemuan. Jadi tidak ada kesepakatan dalam bentuk apa pun,” jelas Toto.
Sebagai sebuah usulan, lanjut Toto, tentu harus melalui pembahasan terlebih dahulu. “Apalagi, usulan semacam itu, tentu harus melalui pembahasan lintas Kementerian”, tegasnya.
“Jadi tidak benar tuduhan yang mengatakan Menag Yaqut sudah bersepakat dengan para Uskup untuk mengganti nama hari libur umat Nasrani,” katanya.
Jaga kedamaian
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pertemuan dengan para Uskup mengajak mereka dan umat Katolik untuk terus menjaga ketenangan dan kedamaian bangsa. Disebut Menag, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam, baik secara adat maupun agama.
“Kita semua harus terus berusaha menciptakan ketenangan dan kedamaian. Ini harus terus dilakukan karena Indonesia sangat beragam”, tambah Menag.
Menag Yaqut juga menyampaikan, setiap orang harus dapat memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap mereka yang memiliki keyakinan berbeda. “Atas nama pemerintah, saya minta kerja sama yang baik di kalangan umat Katolik”, lanjut Menag.
Menag juga berharap momen pertemuan dengan para Uskup ini bisa menjadi daya ungkit bagi perdamaian Indonesia di masa mendatang.
Selain Toto, hadir juga dalam pertemuan itu, Dubes Vatikan untuk Indonesia Uskup Agung Piero Pioppo serta Staf Khusus Menteri Agama bidang Komunikasi dan Image Building, Wibowo Prasetyo. (B-BS/jr)



