BENDERRAnews, 28/9/18 (Jakarta): Bergabungnya Keluarga Besar Presiden ke-4 RI, KH Abdurrachman Wahid (Gus Dur) dan barisan ‘Gusdurian’, mendapat respons positif serta menimbulkan optimisme di lingkup seluruh pendukung pasangan Capres-Cawapres Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
Pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Maruf Amin pun menyatakan bangga dengan bergabungnya pihak keluarga dan barisan ‘Gusdurian’ seperti dinyatakan Yenny Wahid, putri Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), untruk menjadi pendukung pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres nomor urut 01 itu.
Sebab laiknya Ketua TKN, Erick Thohir, Yenny merupakan sosok berprestasi yang mampu memotivasi kaum muda dan milenial Indonesia. Kekuatan keduanya akan dikolaborasikan oleh TKN Jokowi-KH Maruf Amin.
“Apapun, Pak Erick bersama Mbak Yenny Wahid ini sangat diterima. Kesatupaduan antara Pak Erick dan Mbak Yenny membawa daya ungkit yang sangat besar dalam gerakan kaum muda yang mengejar prestasi,” kata Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto, Jumat (28/9/18), sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Kiprah internasional keduanya
Hasto menyatakan pihaknya bangga melihat kiprah Yenny di dunia internasional. Yang bersangkutan beberapa kali diundang memberi pemaparan di PBB, dan oleh sejumlah negara termasuk Amerika Serikat.
“Memaparkan tentang ke-Indonesi-an kita yang begitu beragam, luar biasa perbedaannya, tapi bisa bersatu karena Pancasila,” kata Hasto.
Begitupun dengan Erick Thohir. Menggambarkan begitu terkenalnya kredibilitas Erick, Hasto mengatakan seandainya kita jalan-jalan dan minum kopi di salah satu kafe di Italia, dan kita sebut diri kita berasal dari Indonesia, mereka langsung menyebut nama Erick.
“Pak Erick Thohir itu, waduh, luar biasa terkenalnya. Karena apa? Karena sepakbola, karena basket,” kata Hasto menyebut Erick yang menjadi salah satu pemegang saham Inter Milan FC itu.
Diakui Hasto, pihaknya sedang menyiapkan sebuah kejutan tentang perpaduan antara Erick dengan Yenny.
“Ini nanti akan ada kejutan perpaduan Pak Erick dan Mbak Yenny, sebuah kejutan pergerakan, tidak hanya kaum perempuan yang membangun peradaban Indonesia Raya, tapi juga kaum muda itu sendiri,” kata Hasto Kristiyantop. (B-BS/jr)
