BENDERRAnews, 25/6/19 (Batam): Gaung Lomba Musik Kolintang Nasional II Piala Presiden RI yang digelar 25, 26 dan 27 Juni 2019 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, ternyata mendapat sambutan luar biasa dari para insan musik tradisional tersebut dari berbagai daerah.
Tercatat sudah 36 grup terbaik dari berbagai provinsi telah memastikan ikut berlomba. Dan di antaranya ada yang nekad terbang dulu ke Singapura, lantas menyeberang ke Batam, guna mengakali tiket penerbangan domestik. Hal itu antara lain dilakukan rombongan musisi dari Sulawesi Utara (Sulut), Jawa Timur (Jatim), juga Jakarta.
Pihak DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) selaku penyelenggara mengungkapkan, tercatat sudah lebih 10 grup di antaranya telah tiba di Kota Batam hingga Senin (24/6/19).
Hanna Moeing, Wasekjen DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), yang juga merangkap Panitia Pelaksana, Selasa (25/6/19) di Batam, membeberkan, pihaknya terharu dengan antusiasme para insan kolintang Tanah Air ini.
Pasalnya, di antara grup-grup yang sudah tiba, beberapa ternyata berjuang datang menggunakan angkutan kapal laut, juga demi mengakali mahalnya tiket pesawat domestik, agar bisa ikut lomba memperebutkan Piala Presiden RI.
Selain itu, beberapa rombongan pun memilih terbang dulu ke Singapura, lalu menyeberang dengan kapal ferry dari ‘Harbourfront’ ke Terminal Ferry Batam Center.
Iven yang digelar DPP GPPMP untuk kedua kalinya ini mendapat dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri).
Puncak kedatangan
Kepada BENDERRAnews, SOLUSSInews dan Cahayasiang selaku media partner bersama sejumlah institusi pers lainnya, ia menyebutkan, hari Selasa (25/6/19) ini, merupakan puncak kedatangan para peserta, karena wajib tampil dalam uji coba alat dan pentas di Auditorium Hotel Pacific Palace, Jl Duyung, Sei Jodoh, Batu Ampar, Batam, sebelum mengikuti final lomba, Rabu (26/6/19) dan Kamis (27/6/19), yang sesuai rencana dibuka oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan MaharanI, serta ditutup Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Muhadjir Efendi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP GPPMP, Liesye Sumakud Sinulingga menuturkan, iven ini diharapkan semakin memantapkan upaya Indonesia dalam perjuangannya untuk mendapatkan pengakuan internasional, agar musik kolintang (kayu) ini dijadijan Warisan Dunia oleh Unesco.
Iven ini sangat penting, untuk menunjukkan kepada dunia, musik kolintang itu merata dimainkan di seluruh pelosok Nusantara, kendati asal muasalnya dari Tanah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Saya atasnama Ketua Panitia Pelaksana, Bapak Max Boseke yang juga mantan Sestama Basarnas, menyampaikan apresiasi tinggi atas antusiasme para peserta dan insan musik kolintang se-Indonesia, termasuk Organisasi Pinkan, Komunitas Pelatih dan Komposer. Tak lupa juga kami berterimakasih kepada Menko PPM, Ibu Puan Maharani, Mendagri, Bapak Cahyo Kumolo, Mendikbud dan Dirjen Kebudayaan, Gubernur Kepri dsn Gubernur Sulut, Walikota Batam dan Bupati Minahasa, Walikota Bitung dan Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) serta pihak lainnya yang menyuport serta berkontribusi atas persiapan gelaran seni budaya nasional ini. Last but not least, kami salut atas dukungan Kapten KM Dobonsolo, Sumaryo, Mualim I, Erivaldi R bersama para kru yang memfasilitasi peralatan musik kolintang dari Jakarta serta mendukung penuh acara ini,“ demikian Sekjen DPP GPPMP, Tedy Matheos. (B-jr)



