12.5 C
New York
Monday, October 27, 2025

Buy now

spot_img

Kenangan Sri Mulyani-Jokowi 22 tahun silam, celah krisis dan kesempatan beroleh berkah

BENDERRAnews.com, 20/8/20 (Jakarta): Ada kenangan mengesankan sekitar 22 tahun lalu, ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sebuah seminar di Surakarta.

Potret memori yang sempat ia unggah melalui akun Instagram pribadinya pada itu kembali dikisahkan dalam wawancara bersama Andy F Noya dalam acara live Tokopedia.

“Orang yang jadi panitia (seminar) mem-forward (meneruskan) foto. Di foto itu, waktu itu, wajahnya enggak seperti Pak Jokowi,” tutur Sri Mulyani pada Senin (17/8/20).

Dalam acara seminar tersebut, Sri Mulyani diundang sebagai pembicara dari Universitas Indonesia (UI) bersama pengusaha Jaya Suprana. Dia baru saja menjadi pengajar dan menjabat sebagai ketua lembaga penelitian. Sedangkan Jokowi kala itu merupakan eksportir furniture yang menjadi pengundang narasumber sekaligus sponsor acara.

Topik seminar yang dihelat bertalian dengan kondisi saat ini, yakni seputar kebangkitan dunia usaha di masa krisis 1998. Ia menyebut, Jokowi meeupakan salah satu contoh pengusaha yang kala itu justru menggunakan kesempatan krisis sebagai celah untuk mengembangkan bisnis.

“Ketika rupiah kolaps dari Rp2.350 menjadi Rp16 ribu per dolar Amerika, pengusaha furniture pendapatannya melonjak enam kali lipat. Beliau (Jokowi) langsung ekspansi pabrik tiga kali,” kata Sri Mulyani.

Kenangan dengan pengusaha mebel

Ya, Sri mengenang masa 22 tahun lalu saat diundang sebagai ekonom pengisi seminar ekonomi oleh Jokowii yang waktu itu masih berstatus pengusaha mebel.

Dia menceritakan, pada tahun 1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dahsyat. “Ekonomi merosot tajam minus 13,7 persen, mata uang Rupiah kolaps dari Rp2.350 menjadi Rp16.000 per dolar AS. Banyak perusahaan dan bank besar kecil mengalami kebangkrutan,” kata Sri Mulyani melalui media sosial Instagram pribadinya @smindrawati, Kamis (13/8/20).

Sri Mulyani yang saat itu menjadi dosen di UI menjelaskan mengapa krisis ekonomi terjadi dan bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia ke depan. Ia menilai Jokowi yang saat itu sebagai pengusaha justru mendapatkan berkah luar bisa dalam kondisi krisis 1998.

Pasalnya, penerimaan ekspor dalam dolar AS melonjak lebih dari enam kali lipat. “Pak Jokowi menggunakan ‘windfall profit’, secara bijaksana dengan menambah kapasitas produksi, berhasil memanfaatkan situasi krisis justru untuk mengembangkan usahanya,” ujarnya.

Seiring perjalanan waktu, 22 tahun kemudian, Sri Mulyani mengatakan, seorang pengusaha furnitur itu telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Lalu dirinya diminta menjadi Menteri Keuangan.

Dengan adanya krisis akibat pandemi Covid-19, Sri Mulyani mengatakan, di bawah kepemimpinan Jokowi pihaknya berupaya untuk berusaha bangkit dan mengatasi permasalahan ini. “Program pemulihan ekonomi terus digenjot – untuk membantu masyarakat, memulihkan dan membangkitkan usaha kecil menengah, dan menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi,” katanya lagi.

Bisa jadi siapa saja

Lebih jauh Sri Mulyani mengatakan, semua orang dalam 22 tahun mendatang bisa menjadi siapa saja.

Dia pun berpesan agar tiap individu terus merajut masa depan dan tak berhenti belajar, bekerja keras, jujur dan cerdas.

“Miliki mental baja, jangan menyerah menghadapi cobaan dan ujian apapun. Jangan lupa selalu berdoa!” tutur Sri Mulyani, seperti diulas Tempo.co. (B-TC/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles