12.5 C
New York
Monday, October 27, 2025

Buy now

spot_img

Tokoh Kawanua Benny Tengker berpulang, Gubernur Olly Dondokambey dan Theo Sambuaga sampaikan belasungkawa

BENDERRAnews.com, 28/8/20 (Jakarta): Benny Tengker, 81 tahun, Tokoh Kawanua (Minahasa) bergelar Tona’as Tua’ Wangko Papendangan kini telah berpulang. Ucapan duka dan simpati pun datang dari beragam kalangan, termasuk Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menyampaikan ungkapan belasungkawa yang dalam dan ikut berdukacita atas meninggalnya sosok dengan sapaan akrab serta populer Benteng.

“Masyarakat Minahasa pada khususnya dan Sulawesi Utara pada umumnya merasa kehilangan atas meninggalnya sosok Benny Tengker,” kata Olly Dondokambey, Jumat (28/8/20).

Dia menilai Benteng merupakan sosok yang konsisten dalam mengembangkan dan menjaga nilai-nilai luhur keminahasaan.

“Kepedulian dan rasa cinta pak Benny Tengker pada Sulawesi Utara tak perlu dipertanyakan lagi. Warga Kawanua kehilangan salah satu tokoh penting,” demikian Olly Dondokambey.

Ucapan simpati dan duka yang mendalam datang dari Theo L Sambuaga, Ketua Dewan Pembina Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) sekaligus Ketua Dewan Penasihat Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP).

“Turut berduka cita atas meninggalnya Tona’as Wangko Bapak Benny Tengker, diringi doa kiranya saat ini juga almarhum telah berada di rumah Bapa di Sorga dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan Yesus. Shalom dari kami Keluarga Theo L Sambuaga (sahabat dan yunior Almarhum di Ikatan Pemuda Pekajar Mahasiswa Minahasa di Djakarta-IPPMMD dan KKK sejak tahun 1968),” demikian Theo, Tokoh Minahasa Nasionalis yang pernah dua kali menjabat menteri, anggota DPR RI dan kini Presiden Komisaris PT Lippo Cikarang Tbk.

Bagi Theo, Benteng merupakan salah satu sosok panutan utama warga Minahasa di Tanah Rantau (para kawanua-Minahassan Overseas) yang teguh berjuang bagi bangsa dan kemanusiaan tanpa kenal lelah. Benteng dinilainya figur tangguh yang memiliki keyakinan tinggi akan perjuangannya, mempunyai banyak kolega dan jejaring dari aneka latar, peduli sesama, nasionalis, sangat menghormati leluhur serta antusias memajukan dunia pendidikan.

Almarhum Benny Tengker yang juga mantan Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) dan Pinisepuh/Dewan Kehormatan GPPMP meninggal dunia pada Jumat 28 Agustus 2020 pukul 12.53 WIB dan direncanakan dikebumikan pada Minggu, 30 Agustus 2020 di Pemakaman San Diego Hills, Karawang. Saat ini jenasahnya disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto Jakarta Sentosa Ruang E & F, dan mulai Sabtu siang dipindahkan ke Kampus ASMI.

Biografi Benny Tengker *)

Benteng lahir di Desa Telap, tepi Danau Tondano, pada 23 Febuari 1939. Benteng terkenal aktif dalam sangat banyak bidang. Dan di setiap bidang itu ia tampil khas tonaas. Kepemimpinan (leadership) yang menonjol, rela berkorban demi banyak orang, terkesan menilai tak ada masalah sebesar apapun yang tak dapat ditanggulangi, serba praktis, demokrasi namun tegas.

Gaya kepemimpinan khasnya itu boleh jadi hasil tempaan dalam pergolakan Permesta, dimana Benny muda sejak awalnya sudah menonjol dalam pasukan. Selepas Diklat Angkatan Pertama di Pusat Pendidikan Infanteri Permesta, 1959, dengan pangkat Letda, Benny langsung dipercayakan jadi Komandan/Instruktur BattleTraining Center (BTC) WK-I. Inilah pertama kali dirinya dan seterusnya tumbuh dalam jiwanya kecintaan pada dunia pendidikan.

Tahun 1962, usai pergolakan, Benny Tengker ikut kursus Dasar Infarensi di Ambarawa, Jateng, meski kemudian memutuskan tak terus berkarir dalam militer. Begitu juga ketika mahasiswa di Jakarta, 1964, ia ikut Latihan Dasar Militer Resimen Mahasiswa. Ia juga ikut latihan Pasukan Para di Bandung.

Didikan militer itu ternyata jadi bekal penting kemudian. Di masa penumbangan rezim Orde Lama, Benny Tengker termasuk dalam kesatuan mahasiswa khusus yang dipersenjatai. Dalam masa transisi politik tersebut, Benteng pun menjadi pengawal pribadi Radius Prawiro, Gubernur Bank Indonesia. Pada 1966 Benny Tengker menjadi Komandan Laskar/KAMI AMI-ASMI Jakarta. Dan pada 1980 hingga lebih 20 tahun kemudian menjadi Kepala Markas Distrik Resimen Mahasiswa (Menwa) Jakarta Timur/Batalyon 10.

Semangat juang pembangunan yang tertanam sejak Permesta tak pernah padam, dan Benny Tengker banyak terlibat dalam berbagai program pembangunan masyarakat. Tahun 2000 ia sudah Penasehat Dewan Perberdayaan Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (sebuah lembaga ekstra pemuda Sulut di luar Bappeda, kelembagaan khas era Reformasi); sekaligus Koordinasi Wilayah DKI Jakarta.

Tahun 2006 Benny Tengker menerima Penghargaan sebagai Perintis Pelestarian Lingkungan Hidup dari Walikota Bitung. Dua tahun berikutnya, untuk bidang yang sama, Gubernur Sulut memberinya anugerah Kalpataru.

Namun sejauh itu, medan pengabdian Benny Tengker yang utama ialah bidang pendidikan. Ia sepenuhnya sadar, pendidikan bisa mengubah seorang manusia menjadi berharga bagi masyarakat lingkungannya, bangsa, Negara dan Tuhan.

Pada 1964, sembari mulai mendidik diri sebagai mahasiswa di ASMI, Benny Tengker langsung bekerja di lembaga yang sama. Mulai dari bawah. Termasuk untuk antar-jemput dosen. Sifatnya yang rajin dan bertanggung jawab berbuah, `1967 dipercaya sebagai Koordinator Sekretariat AMI-ASMI. Sepuluh tahun kemudian, 1977, Pejabat Direktur ASMI. Dan 1978, Pejabat Direktur AMI. Lalu 1980, sampai hampir 20 tahun berikutnya, Direktur ASMI.

AMI-ASMI berkembang pesat. Di Bitung Benny Tengker mendirikan Yayasan Manguni beserta Kampus AMI Bitung. Juga di Medan, Sumut, mendirikan Yayasan Pendidikan Samudra Bathera Lancang Kuning sebagai wadah hokum AMI Medan dan ASMI Axtension Medan.

Aktivitas pendidikan yang dibina Benny Tengker meliputi pembinaan sejumlah cabang olaraga, meski yang paling menonjol ialah tinju. Sejak 1975 Benny Tengker memimpin Sasana Benteng AMI-ASMI. Dari sini tercetak amat banyak atlet tinju yang berprestasi gemilang di arena nasional maupun internasional, termasuk sederajat pemuda asal Sulut. Pengda Pertina DKI Jakarta pernah mempercayakan Benteng untuk memimpin penyelenggaraan Monthly Boxing Championship (semacam Liga Tinju) sampai lima tahun.

Sesudah bertahun-tahun masuk dalam jajaran kepemimpinan inti Pertina Jakarta, pada 1988 Benny Tengker didaulat jadi Ketua Umum Pengda Pertina DKI Jakarta. Di tingkat nasional, Benny Tengker pun mengetahui Bidang Pembinaan dan Pendidikan PB Pertina.

Dalam wadah POR Maesa – organisasi kawanua perantauan yang telah eksis di sejumlah kota semenjak hampir seabad silam – Benny Tengker sejak lama aktif. Kemudian mengetahui Bidang Tinju (OICO Tinju) sejak 1994. Dan sejak 2004 hingga kini ketua Yayasan POR Maesa.

Sebetulnya, jejak karya Benny Tengker dalam pembinaan olahraga Indonesia tak sebatas yang dicatat di atas. Masih jauh lebih banyak lagi. Sangat wajarlah bila sejak 1993 (20 tahun lalu) Benny Tengker sudah dianugerahi penghargaan Pembina Olaraga Perguruan Tinggi oleh Presiden RI Soeharto di Istana Merdeka. Dan sepuluh tahun kemudian Presiden RI Megawati Sukarnoputeri, di Yogyakarta, menyematkannya Penghargaan Adimanggala Krida sebagai Pembina Olaraga Tingkat Nasional.

Benteng Sang Tona’as Sejati

Meski terus menjulang di tingkat nasional, Benny Tengker tidak pernah menilai tak penting pengabdiannya dalam lingkungan terbatas kawanua. Pengabdian Tona’as Benny Tengker sangat intens dalam berbagai wadah kawanua maupun pembinaan seni budaya Minahasa.

Sesudah satu masa bakti memimpin Bidang Kepemudaan dan Olaraga KKK, berikutnya sepanjang lima periode (1990-2012) Benteng eksis di pucuk pimpinan KKK. Dua periode Wakil Ketua Umum KKK, satu Periode Presidium KKK dan dya periode Ketua Umum KKK. Dan kini Ketua Dewan Penasehat KKK.

Ketona’asan Benteng pun dirasakan para pelaku seni budaya tradisional Minahasa. Sepanjang 1989 hingga 2001 ia Ketua Umum Badan Koordinasi Pembina Musik Kolintang (BPKMK) Provinsi DKI Jakarta. Sejak 1996 sampai sekarang Ketua Persatuan Olaraga dan Seni Sekolah Lanjutan Asal Sulawesi Utara di lingkungan Pemda Provinsi DKI Jakarta.

Melihat begitu besarnya kepedulian Benny Tengker terhadap sesama, apa terlebih terhadap dunia pendidikan, pada saat acara Festival Pinawetengan 7 Juli 2013, bertempat di Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, Benny Tengker dianugerahi gelar adat Tona’as Tua Wangko Papendangan atau Tona’as Pendidikan Tinggi.

Benny Tengker , bersama pendamping setianya: Laurina Suling, tinggal di kawasan Pondok kelapa, Jakarta Timur. Alamat Benteng begitu mudah dicari, sebab satu-satunya di kompleks Billy Moon yang di pekarangannya berdiri sebuah ring tinju. Itulah biografi Benny Tengker sang Tona’as sejati. (B-r/MU/jr — foto ilustrasi istimewa)

—–

*) Biografi disadur dari grup WA KKK Pamulang (Peralihan)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles