BENDERRAnews.com, 5/9/22 (Jakarta): Sesudah pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, dalam keterangan persnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan hasil pertemuan bilateral tersebut. Salah satunya mengusulkan revitalisasi jalur kapal roro Bitung-Davao.
“Saya mengajak Filipina untuk terus mengembangkan potensi perdagangan dan juga konektivitas di wilayah perbatasan. Saya mengusulkan revitalisasi jalur Kapal Roro Bitung-Davao dan membuka jalur penerbangan Manado-Davao,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (5/9/22).
Selain revitalisasi jalur kapal dan pembukaan jalur penerbangan, Jokowi mengatakan pertemuan tersebut juga membicarakan penguatan kerja sama bilateral di berbagai sektor kerja sama kawasan ASEAN.
“Sungguh suatu kehormatan bagi Indonesia menerima kunjungan luar negeri pertama Presiden Marcos beserta delegasi. Baru saja, kita membahas penguatan kerja sama bilateral di berbagai sektor kerja sama kawasan dalam konteks ASEAN,” ujar Jokowi.
Terkait kerja sama bilateral, Jokowi juga menyampaikan kedua negara sepakat mendorong peningkatan volume perdagangan secara signifikan. Dibandingkan tahun lalu, perdagangan Indonesia Filipina sudah naik hampir 50%.
“Indonesia secara khusus mendorong peningkatan ekspor produk makanan dan minuman, farmasi serta produk kelapa dan rumput laut,” terang Jokowi.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi bersama dengan Presiden ke-16 Republik Filipina Rodrigo Roa Duterte telah resmi membuka jalur pelayaran kapal roll-on roll-off (Ro-Ro) pada tanggal 30 April 2017 di Pelabuhan Kudos, Davao, Filipina. Menurut Jokowi saat itu, momen pembukaan rute ini merupakan lembaran baru dari sejarah persahabatan dua negara bahari dan diharapkan akan meningkatkan kerja sama bidang ekonomi serta mendukung proyek tol laut di wilayah timur Indonesia.
Pembukaan jalur pelayaran RoRo Bitung-GenSan-Davao ini merupakan salah satu wujud nyata kerja sama Indonesia dan Filipina untuk meningkatkan konektivitas laut dan mendukung target peningkatan perdagangan dalam kawasan BIMP-EAGA sebesar 10% di tahun 2025. Jalur pelayaran rute ini menjadi jalur yang kompetitif karena jarak dan waktu tempuh yang hanya 2,5 hari yang memangkas biaya transportasi dan logistik. Sementara, dengan jalur normal yang memerlukan waktu 3-5 minggu.
Pada tahap awal, pihak Filipina akan memanfaatkan rute ini dengan mengirimkan komoditi tepung, sedangkan pihak Indonesia direncanakan mengirimkan komoditas jagung, kopra dan mesin. Pada masa yang akan datang, pengusaha Indonesia perlu menangkap peluang ekspor kebutuhan bahan-bahan konstruksi yang sangat tinggi di wilayah Mindanao karena saat ini Pemerintah Filipina sedang fokus pembangunan infrastruktur di wilayah ini.
Layanan RoRo ini akan dioperasikan oleh Asian Marine Transport Corporation (AMTC) dengan menggunakan kapal Super Shuttle RoRo 12 dengan kapasitas 500 TEUS. Kapal tersebut diluncurkan pertama kali melayani rute antardua negara pada 30 April 2017. (B-BS/jr)



