11 C
New York
Tuesday, October 28, 2025

Buy now

spot_img

Join !!! UPH & Corban Hoff School of Business, USA, untuk kedua kalinya gelar ‘Summer Program’

BENDERRAnews, 17/5/18 (Lippo Village): Universitas Pelita Harapan dan Corban Hoff School of Business, USA, kembali menggelar kegiatan akademik bersama bertajuk Summer Program untuk keduakalinya, 14 hingga 18 Mei 2018 ini.

Dalam rilis Staf PR Universitas Pelita Harapan (UPH), Kamis (17/5/18), disebutkan, melalui program ini para mahasiswa dibekali dengan pengalaman pembelajaran terkait program studi Business School yang juga disertai dengan sebuah kegiatan cultural immersion, yaitu pembelajaran tentang budaya Indonesia, begitu pula sebaliknya.

“Kami join bersama untuk saling berbagi,” ujar salah seorang mahasiswa UPH, di Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang.

Disebutkan, Corban Hoff School of Business juga ingin mendapatkan gambaran lebih dalam mengenai ekonomi Indonesia.

Corban Hoff School of Business, merupakan sebuah universitas Kristen dari Arizona, USA, kerjasama akademik dengan UPH seperti ini untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 2016.

Ditambahkan, grup terdiri dari 20 mahasiswa Business School beserta dua dosen pendamping Corban University, yakni, David Shawn Hussey dan Donald Leavitt ini mengikuti serangkaian program yang difasilitasi oleh International Office UPH.

“Mereka di antaranya bertemu dengan para business leader dari Lippo group, kunjungan ke Sekolah Lentera Harapan, Siloam Hospitals, BeritaSatu Media Holding Group, serta yang tidak kalah menarik, ‘Cikarang City Tour’ untuk melihat Water Treatment Plant (WTP), residential and industrial, dan area pembangunan di Kota Meikarta dan sekitarnya,” demikian rilis Staf PR UPH.

Batik presentation

Selain pembekalan mengenai bisnis, dan pengenalan budaya, juga mereka mendapatkan hal-hal unik melalui Puppet Performance dan Workshop, serta Batik Presentation & Workshop di Galeri Batik di Serang.

Shirley Yauwhan, International Office Manager UPH, menjelaskan, dalam jadwal satu minggu tersebut, kegiatan berfokus memberikan gambaran tentang bisnis dan ekonomi di Indonesia, melalui pengalaman di dalam maupun luar luas, company visits yang mencakup interaksi para pelaku industri untuk mendapat insight dan perkembangan ekonomi Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, Donald Leavitt, Corban Business School Professor menyatakan ada tiga poin terkait dengan kunjungan ini.

“Pertama, melihat dari sudut pandang ekonomi budaya yang berbeda. Kedua, mendapat kesempatan bertemu dan berinteraksi dengan para business leaders Indonesia. Lalu ketiga, dapat melihat kasih Kristus yang dibawakan melalui kampus UPH,” tuturnya.

Donald juga berharap melalui kunjungan ini para mahasiswa dapat memiliki sudut pandang yang berbeda dari apa yang mereka miliki di Amerika serta wawasan yang lebih meluas.

Testimoni mahasiswa Amerika

Jake Love, Business School, 2016, mengaku endapat pengalaman yang luar biasa. “Belajar tentang Lippo Grup benar-benar keren, belajar bagaimana membangun kota dimana semua yang dibutuhkan ada di satu kawasan lengkap dengan mall, rumah sakit serta sekolah,” ungkapnya.

Ia juga mengamati sebuah sistem sekolah yang luar biasa di sini.”Ya, saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi Lentera Harapan, dan itu adalah pengalaman paling bahagia yang pernah saya alami. Sungguh indah melihat betapa senang dan gembira para siswa berada di sekolah. Sedangkan kebanyakan dari kita di US menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa pergi ke sekolah. Tapi melihat mereka sangat senang dapat kesempatan berada di sekolah dan belajar merupakan hal yang luar biasa. Saya jadi merinding dibuatnya”, aku Jake Love.

Sementara itu, Maiah Syverson, Business School 2016, memaparkan, dirinya dkk sangat senang melakukan trip ini.

Betapa todak, menurutnya, dirinya mendapat pengalaman menikmati Puppet Performance. “Ini merupakan favorit saya sejauh ini. Bagaimana pengerjaan sebuah karya yang sangat detail membuat saya amazed,” tuturnya.

Dari segi bisnis, ia melihat sesuatu yang menarik di Indonesia. “Saya mendapat insights yang dapat saya bawa pulang. Di Indonesia untuk memperoleh rumah bisa hanya melakukan kredit selama lima tahun, sedangkan di US hal itu tidak mungkin, setidaknya harus paling tidak 25 tahun. Sesuatu yang menarik,” demikian Maiah Syverson. (B-MT/jr)

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles