BENDERRAnews, 3/1/19 (Washington): Hari Kamis (3/1/19) ini, Partai Demokrat Amerika Serikat kembali merebut kekuasaan di DPR, dan nyatakan bersiap mewujudkan tekad mereka semula untuk menekan Presiden Donald Trump dengan berbagai serangan: mulai dari penyelidikan soal campur tangan Rusia dalam pilpres 2016, masalah imigrasi, dan kesehatan.
Dilaporkan, desas-desus tentang upaya impechment (pemakzulan) pun terhadap presiden juga masih terdengar.
Kongrres, terdiri atas DPR dan Senat, tampaknya kehilangan minat untuk menuruti presiden yang berkeras mengejar pendanaan untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.
Dipimpin oleh Nancy Pelosi, Demokrat akan menyerang sejak hari pertama, menggerakkan legislasi untuk mengakhiri government shutdown, dan upaya terpisah untuk mempertahankan program jaminan kesehatan yang lama.
Memang, Partai Republik masih menguasai Senat, tetapi ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan Demokrat di DPR untuk membuat pusing Trump.
Investigasi
Sebagai hasil Pemilu sela November lalu, Demokrat akan memimpin semua komisi di DPR. Para ketua komisi baru sudah mengisyaratkan untuk melancarkan serangkaian penyelidikan terhadap Trump seperti penyalahgunaan dana dan penyalahgunaan wewenang oleh presiden dan para anggota kabinetnya.
Calon Ketua Komisi Hukum DPR, Jerrold Nadler sudah memperingatkan, dia hendak menyelidiki pemecatan Jaksa Agung Jeff Sessions November lalu, keputusan yang dianggap mengganggu kerja penyidik khusus Robert Mueller dalam menangani dugaan kolusi dengan Rusia.
Prioritas utama lainnya ialah retur pajak Trump, yang terus menolak melaporkannya selama kampanye.
Imigrasi
Nasalah imigran gelap telah mendominasi agenda politik Trump dan memicu konflik dengan Demokrat. Presiden berkeras meminta anggaran US$ 5 miliar untuk membangun tembok perbatasan yang menurutnya bisa mencegah masuknya imigran secara ilegal.
Ketika Trump mengancam untuk memveto RUU anggaran yang tidak melibatkan tembok perbatasan ini, terjadilah kemacetan anggaran untuk sejumlah dinas yang menciptakan terjadinya government shutdown secara parsial.
Pada Kamis ini, Pelosi akan mengajukan dua RUU untuk mendanai dinas-dinas yang terdampak itu, tetapi mengingatkan di dalamnya tetap tidak ada anggaran baru untuk membangun tembok.
Hambatan legislasi
DPR yang dikuasai Demokrat tentu akan memperlambat agenda-agenda legislasi Trump. RUU besar pertama yang masuk Kamis akan mencakup perubahan besar-besaran pada UU dana kampanye dan UU pemungutan suara.
Draf RUU ini mungkin tidak akan diluluskan Senat, tetapi akan menjadi bagian dari cetak biru Demokrat menuju pemilihan presiden 2020.
Presiden Trump akan dihadapkan pada partai oposisi yang bertekad mempertahankan Affordable Care Act, UU reformasi layanan kesehatan di era Barack Obama yang berulangkali dicoba dianulir oleh Partai Republik. Demikian AFP, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
