Sah !!! Kemenangan Biden di Pilpres AS resmi dikonfirmasi, kenapa butuh 41 hari?

BENDERRAnews.com, 15/12/20 (Lansing): Kini, para anggota electoral college atau lembaga pemilihan umum Amerika Serikat telah menegaskan kemenangan Joe Biden di Pilpres AS. Seperti dilaporkan BBC, Selasa (15/12/20), penegasan ini merupakan salah satu langkah terakhir yang diperlukan bagi Biden untuk menjabat presiden.

Capres Demokrat Joe Biden memenangkan Pilpres pada November lalu dengan perolehan 306 suara electoral college. Jumlah itu jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan 232 suara yang diperoleh Capres petahana dari Republik, Donald Trump.

Di bawah sistem Pemilu AS, rakyat sebenarnya memberikan suaranya untuk “pemilih”, yang pada gilirannya, secara resmi memilih kandidat beberapa minggu setelah pemilihan.

California, negara bagian terpadat, menyerahkan 55 suara elektoral ke Biden pada Senin (14/12/20) sore. Jumlah suara itu secara resmi menempatkan Joe Biden di atas batas minimal 270 suara yang diperlukan untuk mengamankan Gedung Putih.

Hampir tidak ada kemungkinan pemungutan suara hari Senin (14/12/20) akan meniadakan kemenangan Biden. Sementara upaya gugatan hukum Trump untuk membalikkan hasil hampir dipastikan akan gagal.

Sesudah menjabat, Biden menghadapi tugas menantang untuk memerangi pandemi virus corona, menghidupkan lagi ekonomi AS, dan membangun kembali hubungan yang rusak dengan sekutu AS di luar negeri oleh kebijakan “America First” Trump. Demikian Suara Pembaruan.

Butuh 41 hari

Dalam laporan Beritasatu.com, para elektor di 50 negara bagian Amerika Serikat dan ibu kota federal District of Columbia bertemu di wilayah mereka masing-masing untuk memberikan suara kepada calon presiden, Senin (14/12/20) waktu setempat, yang semakin menegaskan kemenangan kandidat Partai Demokrat Joe Biden.

Semua negara bagian yang menjadi sasaran gugatan Presiden Donald Trump tidak bersedia mengubah hasil dan tetap memenangkan Biden. Mereka ialah Nevada, Georgia, Pennsylvania, Arizona, Michigan, dan Wisconsin.

Joe Biden dan Donald Trump. (Foto: AFP)

Tahapan ini seharusnya formalitas saja, karena hasil pemilihan presiden sudah diketahui beberapa pekan silam setelah pemungutan suara 3 November atau 41 hari yang lalu.

Namun, karena Presiden Trump berkeras menolak mengakui kemenangan Biden dan terus melakukan upaya hukum sembari menyebarkan tuduhan-tuduhan kecurangan Pemilu tanpa bukti, kehadiran para elektor ini menjadi pusat perhatian rakyat dan media massa di Amerika.

Hasilnya tidak mengejutkan dan identik dengan yang diberitakan selama ini, dimana Biden mendapat 306 suara elektoral dan Trump meraih 232.

Tahapan ini wajib dilakukan karena uniknya sistem pemilihan presiden (Pilpres) di Amerika.

Pilpres di sana sejatinya ialah gelaran demokrasi di masing-masing negara bagian, bukan nasional. Setiap negara bagian punya jumlah suara elektoral tertentu sesuai jumlah perwakilan mereka di DPR dan Senat, dan calon presiden harus mendapat mayoritas dari total 538 suara elektoral, atau minimal 270 suara.

Kemudian, para pemilih sebetulnya memberikan suara untuk para elektor yang mewakili partai politik peserta Pilpres di negara bagian mereka, bukan langsung memberikan suara untuk calon presiden.

Para elektor inilah yang kemudian meneruskan suara ke calon presiden secara serentak pada hari yang sama untuk mengukuhkan hasil penghitungan suara.

Tegang
Sejumlah negara bagian meningkatkan keamanan karena adanya informasi akan terjadi aksi massa yang berpotensi rusuh.

Para elektor yang ditunjuk Partai Republik untuk mewakili Trump di Pennsylvania, Georgia, dan Wisconsin tetap berkeras bertemu serta memberikan suara secara simbolis kepada petahana, meskipun jelas-jelas tiga negara bagian itu dimenangkan Biden.

Berdasarkan para pejabat negara bagian, tindakan itu dilakukan agar kubu Trump tetap punya landasan hukum untuk melanjutkan gugatan di pengadilan menolak kemenangan Biden.

Di Arizona, para elektor mewakili Biden harus memberikan suara di tempat yang dirahasiakan karena adanya ancaman.

Di Wisconsin, para elektor diintruksikan untuk masuk gedung melalui pintu khusus dengan pengawalan polisi.

Hasil lengkap

Jika dilihat jumlah negara bagian, Trump dan Biden sama-sama menang 25. Namun, Biden juga menang di DC, dimana statusnya bukan negara bagian tetapi mendapat jatah tiga suara elektoral yang diperebutkan.

Jadi total Biden unggul 26 daerah pemilihan dibandingkan 25 untuk Trump.

Lalu ada dua negara bagian yang tidak berlaku sistem sapu bersih, artinya dua kandidat dimungkinkan untuk sama-sama merebut suara elektoral di sana.

Trump sebetulnya menang di Nebraska dan telah mendapat empat suara elektoral di sana, tetapi Biden mampu mencuri satu suara di negara bagian itu.

Sebaliknya, Biden menang di Maine dengan tiga suara, tetapi Trump merebut satu dari empat suara yang tersedia.

Trump menguasai dua negara bagian “gemuk” yaitu Texas yang memiliki 38 suara elektoral dan Florida (29).

Biden tidak mau kalah dan menang di dua raksasa lainnya, yaitu California (55) dan New York (29).

Untuk suara nasional, yang tidak terlalu menentukan, Biden unggul tujuh juta suara lebih atas Trump.

Sesudah pemberian suara para elektor ini, semua hasilnya akan dikirim ke Washington DC. Awal bulan depan, Senat akan bersidang untuk mengesahkan hasilnya.

Kemudian proses di Senat, baru presiden terpilih dilantik pada 20 Januari. Demikian CNN. (B-SP/BBC/CNN/BS/jr)

Exit mobile version